penjara 2

Rabu, 13 September 2023

penjara 2


pekerjaan di luar penjara bisa menjadi cara yang baik untuk
mengurangi tekanan di dalam penjara waktu siang hari. 
Memaksimalkan pemakaian sumber daya untuk memastikan layanan penting 
minimum
• Untuk mengatasi kekurangan staf, otoritas penjara dapat mengidentifikasi
dan memprioritaskan fasilitas dan layanan penting dalam penjara yang paling 
mempengaruhi tahanan dan atas dasar itu memutuskan fungsi mana yang 
sangat penting bagi staf untuk dijalankan dan menghentikan fungsi yang tidak 
penting untuk sementara.
• Sistem dan layanan harus secara teratur dipantau untuk memastikan keduanya
dipakai  dengan kemampuan maksimal.
• Tindakan dapat diambil untuk meningkatkan kerja sama dengan organisasi
warga  dan mendorong akses mereka ke penjara untuk melakukan 
kegiatan yang bertujuan untuk mendukung para tahanan dan meningkatkan 
rehabilitasi mereka.
Meningkatkan ketersediaan dan pelatihan staf
• Menyusun ulang jadwal staf dapat membantu pemakaian staf yang tersedia
secara maksimal.
• Melatih staf untuk mengenali tanda-tanda siaga, yang menunjukkan adanya
peningkatan ketegangan atau kecemasan tahanan, dapat dipertimbangkan, 
untuk mencegah gangguan.
Meningkatkan komunikasi
• Dalam rangka untuk mengurangi ketegangan dan kemarahan, penting untuk
meningkatkan saluran komunikasi dengan tahanan dan memberitahukan pada 
mereka tentang tindakan yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang 
paling mendesak. 
• Demikian pula, penting untuk mendorong dan mendukung staf, menunjukkan
bahwa manajemen menghormati mereka dan menghargai keadaan sulit yang 
harus mereka atasi. 
Mencegah korupsi 
• sebab  peningkatan risiko praktik korupsi disaat penjara menghadapi
masalah kepadatan, disarankan untuk meningkatkan kontrol atas sumber daya 
keuangan dan mengambil langkah-langkah untuk mendeteksi dan mencegah 
korupsi,
Strategi jangka pendek hingga menengah 
. Meningkatkan proses  kerja sama antara lembaga peradilan pidana
• proses  kerja sama antara lembaga peradilan pidana dapat dibentuk atau
diperkuat untuk mengatasi penyebab penundaan dalam proses peradilan 
pidana, sehingga penumpukan masalah dapat diatasi secara sistematis dan 
tekanan pada penjara berkurang oleh aksi bersama.  Menyederhanakan dan Mempercepat Proses Peradilan Pidana 
• Sebuah tinjauan menyeluruh dari pelaksanaan proses peradilan pidana,
termasuk prosedur administrasi pengadilan, dapat dilakukan, untuk 
mengidentifikasi apakah mereka dapat disederhanakan, dengan pertimbangan 
diberikan pada reformasi prosedural hukum dan mengurangi praktek-praktek 
birokrasi apapun yang memicu penundaan yang berlebihan. Meningkatkan akses ke bantuan hukum 
• Melakukan perhitungan untuk memperkuat kerjasama dengan penyedia
layanan bantuan hukum non-negara dengan memakai  pendekatan 
yang komprehensif, misalnya dengan mendorong pembentukan pusat-pusat 
yang memberi layanan bantuan hukum yang dikelola oleh pengacara 
dan paralegal, dan dengan menandatangani perjanjian dengan warga  
hukum dan asosiasi pengacara, klinik hukum universitas, dan organisasi non￾pemerintah dan lainnya untuk menyediakan layanan bantuan hukum. 
Mengambil langkah-langkah untuk mengurangi durasi penahanan pra￾ajudikasi 
• Langkah-langkah yang akan diambil mungkin termasuk menetapkan batas
waktu wajib pada penahanan pra-ajudikasig, menyiapkan sistem pemeriksaan 
pengadilan untuk memantau pelaksanaan undang-undang yang berkaitan 
dengan penahanan, termasuk batas waktu wajib, dan memperkenalkan 
pengadilan bergerak, bila sesuai, untuk memastikan bahwa tahanan pra￾ajudikasi diadili tanpa penundaan. 
Memperhitungkan kapasitas penjara dalam pelaksanaan penahanan pra￾ajudikasi dan hukuman penjara
• Pertimbangan dapat diberikan pada pelarangan, dalam hukum dan praktek,
penahanan orang di penjara di mana standar yang dapat diterima secara 
internasional dan nasional dalam hal akomodasi dan perawatan mereka tidak 
dapat diberikan sebab  faktor kepadatan. 
 Meningkatkan kapasitas penjara
• Bergantung pada hasil dari penilaian awal dan konsultasi dengan para
pemangku kepentingan, mungkin ada kebutuhan untuk mempertimbangkan 
penambahan kapasitas penjara sebagai langkah jangka pendek hingga jangka 
menengah, sedang  strategi lain untuk mengurangi hukuman penjara 
dikembangkan dan diterapkan.
• Kecuali kalau ada kebutuhan yang jelas terhadap perluasan kapasitas penjara,
dengan pertimbangan 
langkah-langkah yang berfokus pada pengembangan respon peradilan pidana 
yang tepat mungkin mencukupi.
• Jika keputusan untuk meningkatkan kapasitas penjara diambil, pertimbangan
berikutnya akan menilai apakah peningkatan kapasitas di penjara yang sudah 
ada, dengan intervensi arsitektur kecil, atau pembangunan penjara baru 
diperlukan. 
. Strategi jangka menengah hingga panjang 
Membangun proses  bantuan hukum yang berkelanjutan dan efektif 
• Pendanaan proses  bantuan hukum dapat ditingkatkan dan pertimbangan
dilakukan untuk membuat sebuah otoritas bantuan hukum dan diversifikasi 
penyediaan bantuan hukum selanjutnya
Mengurangi penahanan pra-ajudikasi
• Langkah-langkah legislatif dan praktis dapat diambil untuk mengurangi
penangkapan sewenang-wenang, meningkatkan kemungkinan untuk 
mengalihkan kasus-masalah yang sesuai dari sistem peradilan pidana, melarang 
pemakaian penahanan pra-sidang dalam beberapa masalah dan menghapus 
kewajiban untuk penahanan pra-ajudikasi dalam masalah lain, dan dengan 
meningkatkan kemungkinan alternatif lain selain jaminan uang,
Memperkenalkan dan meningkatkan pemakaian alternatif penjara
• Undang-undang dapat ditinjau untuk memastikan bahwa ia mencakup
berbagai sanksi non-penahanan, cocok untuk berbagai jenis pelanggaran, dan 
berlaku untuk perkara individual.
• Kebijakan dan peraturan perundang-undangan dapat ditinjau dan direvisi
untuk memastikan bahwa hukuman non-penahanan tepat sasaran dan bahwa 
persyaratan yang menyertainya tidak perlu rumit atau tidak tepat, untuk 
memastikan bahwa tujuan keadilan terpenuhi dan bahwa mereka mengarah 
pada pengurangan populasi penjara.
• Langkah dapat diperkenalkan untuk mendorong pengadilan memakai 
hukman non-penahanan dalam menanggapi pelanggaran tertentu atau bukan 
hukuman penjara singkat, dengan mempertimbangkan kerentanan, kebutuhan 
dan keadaan dari pelaku.
• Sistem pembebasan bersyarat dini dapat ditinjau dan diperbaiki, dengan
pengenalan pada proses pengambilan keputusan yang lebih baik, investasi 
dalam perekrutan dan pelatihan terhadap mereka yang bertanggung jawab atas 
pengawasan pelaku saat pembebasan bersyarat dini, tinjauan dan modifikasi 
syarat yang melekat pada pembebasan, pengurangan hukuman penjara sebagai 
respon terhadap pelanggaran syarat, antara lain, 
• Situasi pelaku dengan ketergantungan narkoba dan pelaku dengan kebutuhan
perawatan kesehatan mental dapat diberikan perhatian khusus, dan alternatif 
untuk hukuman penjara dengan pilihan perawatan yang tepat dan sukarela di 
warga  dapat diperkenalkan atau ditingkatkan







Saat ini secara luas diterima bahwa penjara itu sendiri tidak memiliki efek reformatif. 
Sebaliknya, penjara memperburuk banyaknya tantangan yang dihadapi oleh orang￾orang yang telah terjerumus dalam konflik dengan hukum—seperti kemiskinan, 
kurangnya lapangan kerja, melemahkan jaringan dukungan keluarga dan warga , 
kebutuhan perawatan kesehatan mental, dan ketergantungan zat, dan masih banyak 
yang lain. Tingginya tingkat pengulangan tindak pidana dalam yurisdiksi di seluruh 
dunia menekankan kebutuhan agar fokus pada pengurangan arus masuk ke dalam 
penjara dan bukannya mengandalkan "proses rehabilitasi" pelaku dalam lingkungan 
penjara yang tertutup dan berbahaya. Namun demikian, negara dan administrasi penjara 
yang dipercayakan dengan pengawasan dan perawatan tahanan memiliki kewajiban 
untuk memastikan bahwa orang yang terisolasi dari warga  sebab  alasan apapun, 
dipersiapkan, sampai ke tingkat yang mungkin, untuk menjalani kehidupan bebas dari 
kejahatan sesudah  pembebasan. Reintegrasi sosial yang sukses dari tahanan, dan oleh 
sebab  itu pencegahan pengulangan tindak pidana dan kembali ke penjara, yaitu 
faktor penting yang dapat berkontribusi pada pengurangan populasi penjara. 
Integrasi sosial tahanan dan mantan tahanan mengacu pada proses dimana mereka 
membangun kembali kehidupan mereka dengan cara yang positif sesudah  pembebasan 
dan dukungan yang diberikan kepada mereka selama proses ini, sehingga mengurangi 
kemungkinan bahwa mereka akan melakukan pengulangan tindak pidana. Sebuah 
definisi yang luas dari istilah ini mencakup periode mulai dari penuntutan 
hingga pembebasan dan dukungan paska-pembebasan. Dalam pengertian terakhir ini, 
reintegrasi sosial pelaku termasuk usaha yang dilakukan menyusul penangkapan untuk 
mengalihkan mereka dari sistem peradilan pidana menuju langkah-langkah alternatif, 
termasuk proses keadilan restoratif atau pengobatan yang sesuai. Ini termasuk pemberian 
sanksi alternatif bukan penjara, bila sesuai, sehingga memfasilitasi reintegrasi sosial dari 
para pelaku dalam warga , bukan membuat mereka ditaklukan oleh efek penjara 
yang berbahaya dan mengucilkan. Elemen dari pemahaman yang lebih luas ini telah 
dibahas di berbagai bagian Panduan ini.
Bab ini memberi ikhtisar tentang kebijakan dan inisiatif berbasis penjara yang 
dapat mendukung reintegrasi sosial para tahanan untuk membangun warga  yang 
lebih aman dan mengurangi pengulangan tindak pidana. Menyadari bahwa kepadatan 
yang parah dapat menghambat kemampuan administrasi penjara untuk menyediakan 
sebuah sistem yang berarti dan positif bagi para tahanan, yang mendukung reintegrasi 
sosial mereka, bab ini dimulai dengan tinjauan langkah-langkah yang dapat diambil 
untuk mengurangi dampak berbahaya dari kepadatan sebagai strategi jangka pendek. 
Dilanjutkan dengan tinjauan dari elemen kunci dari kebijakan manajemen penjara 
yang dapat membantu rehabilitasi narapidana sebagai strategi jangka panjang untuk 
mengurangi pengulangan tindak pidana.Untuk kajian yang lebih mendalam tentang reintegrasi sosial tahanan dan tindakan 
pencegahan kejahatan untuk mengurangi residivisme, silakan merujuk ke UNODC 
Panduan Pengenalan tentang Pencegahan Residivisme dan Reintegrasi Sosial Tahanan.
. Reintegrasi sosial dalam penjara yang padat 
. Mengurangi dampak berbahaya dari kepadatan 
SMR menentukan syarat dan layanan minimum yang harus tersedia untuk semua 
tahanan, terlepas dari apakah sistem penjara berada di bawah tekanan dari pemberian 
hukuman penjara yang berlebihan. Namun, mereka tidak memberi panduan 
tentang bagaimana mengurangi dampak kepadatan saat hal itu terjadi. Kepadatan 
penjara sering menimbulkan tantangan besar untuk ipelaksanaan prinsip individualisasi 
hukuman. Prinsip ini, diatur dalam SMR, yaitu  inti dari kebijakan manajemen 
penjara yang baik yang mendukung reintegrasi sosial.
Dewan Eropa telah memberi beberapa petunjuk dalam rekomendasinya mengenai 
penjara yang berdesak-desakan dan inflasi populasi penjara di mana ia merekomendasikan 
bahwa, bilamana kepadatan terjadi, penekanan khusus harus diberikan kepada 
perlindungan martabat manusia dan bahwa perhatian khusus harus diberikan pada 
jumlah ruang yang tersedia untuk tahanan, kebersihan dan sanitasi, pada ketentuan 
makanan yang disajikan dan disiapkan yang cukup dan memadai, perawatan kesehatan 
narapidana dan kesempatan untuk melakukan olahraga di luar ruangan.336 ini  juga 
menegaskan bahwa, dalam rangka untuk melawan beberapa konsekuensi negatif dari 
penjara yang padat, kontak dengan keluarga harus difasilitasi sedapat mungkin dan 
pemakaian dukungan dari warga  yang maksimal harus dilakukan.
ICRC merekomendasikan bahwa jika luas lantai per orang dalam hunian para tahanan 
sangat terbatas, tahanan harus memiliki akses ke hal-hal berikut ini untuk menghindari 
krisis kesehatan utama:
• Ruang yang berventilasi;
• Masing-masing mendapatkan 10-15 liter air per hari;
• Akses mendapatkan air minum yang disimpan dalam wadah yang sesuai setiap
saat;
• Menu seimbang yang terdiri dari makanan yang memadai dari segi kualitas
dan kuantitas, dan yang disiapkan sesuai dengan standar kebersihan yang 
tepat; 
• Jumlah toilet yang cukup dan masih berfungsi baik;
• Akses ke lapangan olahraga atau tempat lain di udara terbuka pada siang
hari;
• Akses ke perawatan medisDengan mempertimbangkan berbagai rekomendasi dan prinsip serta pengalaman 
manajemen penjara yang bagus di level internasional, beberapa tindakan spesifik yang 
dapat diambil untuk mengurangi dampak berbahaya dari kepadatan penjara disarankan 
di bawah ini.
Memelihara kesehatan dan kebersihan
• Pompa air dan toilet dapat ditingkatkan hingga jumlahnya mencukupi untuk
tahanan dan air tidak menjadi komoditas langka dan mahal sebab  akses ke 
sana dikendalikan oleh beberapa tahanan. 
• Ventilasi yang ada harus diperiksa untuk memastikan bahwa ia tidak
terhalang atau terletak di tempat yang dapat mengundang udara dengan 
kualitas buruk. Bila iklim mendukung, akan ada pertimbangan ventilasi yag 
bertambah dan siang hari dengan mengganti sel dan pintu penjara yang kokoh 
dengan pintu-pintu berjeruji. Pilihan Pintu ini harus, bagaimanapun, 
memperhitungkan kebutuhan privasi tahanan dalam kehidupan sehari-hari 
mereka. Di negara-negara yang sangat panas, ventilasi dapat ditingkatkan 
dengan kipas angin langit-langit listrik. Alat ini tidak membutuhkan biaya 
besar dalam memasangnya dan memakai  daya listrik yang kecil. saat 
tahanan dibiarkan tinggal dalam kamar yang panas secara permanen, maka 
kipas angin ini sangat penting.
• Fasilitas dan peralatan memasak, serta sistem distribusi makanan, dapat
ditingkatkan dan diperluas baik di pusat maupun di area yang dipilih dalam 
penjara. 
• Inspeksi rutin dari semua bagian penjara harus dilakukan untuk memastikan
bahwa standar dasar kebersihan dipertahankan. Dukungan kebersihan harus 
dimasukkan dalam orientasi tahanan dan program pendidikan.
• Kelompok tahanan dapat diatur dan dilengkapi dengan sarana untuk
bertanggung jawab menjaga kebersihan bagian-bagian dari penjara yang 
bisa diakses para tahanan. Tahanan harus dibayar untuk pekerjaan yang 
dilakukan.
• Dengan mempertimbangkan kesulitan yang ditimbulkan oleh kepadatan pada
pelayanan kesehatan, kerjasama dengan penyedia layanan kesehatan lokal dan 
LSM dapat memberi perluasan layanan yang terkait dengan kesehatan. 
Melapangkan ruang yang padat
• Waktu yang dihabiskan tahanan di luar sel harus ditingkatkan. Idealnya
mencakup kemungkinan waktu maksimum yang dihabiskan di udara terbuka 
(juga relevan dengan Menjaga kesehatan dan kebersihan).
• Pertimbangandapatdiberikanuntukreklasifikasiareayangkurangdimanfaatkan
di penjara untuk memaksimalkan pemakaian ruang penjara yang ada, untuk 
menyediakan akomodasi tidur yang lebih banyak, sambil memastikan bahwa 
pemisahan tahanan sesuai dengan SMR. Yang disebut terakhir ini sangat 
penting di penjara, di mana kelompok rentan berisiko mengalami pelecehanpemakaian maksimum yang mungkin dari program pembebasan dini dan
cuti, serta pemindahan tahanan yang memenuhi persyaratan ke penjara 
dengan keamanan yang tidak terlalu ketat, seperti penjara terbuka, dapat 
dipertimbangkan dalam rangka untuk mengurangi kapadatan ruang. saat 
tindakan ini dilaksanakan, setiap usaha perlu dilakukan untuk tidak 
memindahkan tahanan lebih jauh dari rumah mereka, agar tidak merusak 
hubungan keluarga. (Silakan lihat juga bab H, Pengelolaan kapasitas penjara, 
bagian 3).
• Sebuah sistem yang unggul dapat diperkenalkan,dimana tahanan yang berisiko
rendah mendapatkan hak cuti tambahan dan cuti kerja.
• Menjelang akhir hukuman mereka, para tahanan dapat ditempatkan di
rumah singgah, yang bisa dikelola oleh layanan sosial atau LSM. ini  akan 
membantu melapangkan ruang penjara serta membantu persiapan bertahap 
dari tahanan untuk masuk kembali ke warga .
• Sistem pembebasan kerja dapat dibentuk bagi tahanan berisiko kecil dalam 12
bulan terakhir hukuman mereka untuk bekerja di tempat kerja yang normal 
dan melakukan pekerjaan tetapi akan kembali ke penjara pada akhir hari 
kerja.
Memperbaiki hubungan keluarga
• Otoritas penjara harus memastikan bahwa kontak narapidana dengan
keluarga tidak dibatasi, tapi justru lebih meningkat. Di penjara yang penuh 
sesak, hubungan keluarga cenderung menjadi dasar untuk menjaga kestabilan 
mental tahanan.
• Sebagai aturan umum, dan mempertimbangkan setiap tindakan pencegahan
keamanan yang mungkin perlu dipakai , keluarga tidak harus dicegah saat 
menyediakan makanan untuk para tahanan, untuk meningkatkan menu yang 
mungkin disepakati sebab  kepadatan jumlah tahanan.'
Meningkatkan aktivitas
• Menganggur sering menjadi faktor utama yang merusak kestabilan mental,
memicu frustrasi dan kekerasan. maka penting untuk 
menciptakan peluang bagi tahanan agar tetap sibuk dengan cara mendukung 
aktivitas dan produktivitas, seperti perpustakaan, pekerjaan, kegiatan olahraga, 
pendidikan, pekerjaan pemeliharaan, dll. memberi pekerjaan di luar 
penjara bisa menjadi cara yang baik untuk mengurangi tekanan dalam penjara 
diwaktu siang hari.
• Bila mungkin kegiatan dapat dilakukan untuk memberi pendapatan dan
menghasilkan makanan.
• Jumlah tahanan yang memperoleh manfaat pekerjaan,pendidikan dan program
pelatihan kejuruan dapat ditingkatkan dengan memakai  fasilitas secara 
rotasi. Bila organisasi program kerja terbukti sulit dijalankan, maka pendidikan 
mungkin diprioritaskan dimana relatif lebih mudah untuk ditangani dalam 
kondisi penuh sesakLangkah dapat diambil untuk meningkatkan kerja sama dengan organisasi
warga  dan mendorong akses mereka ke penjara untuk melakukan 
kegiatan yang bertujuan untuk mendukung para tahanan dan meningkatkan 
rehabilitasi
Meningkatkan manajemen penjara untuk mengurangi ketegangan
Kepadatan memberi tekanan berat pada manajemen penjara yang sesuai dan pada 
hubungan staf/tahanan. maka penting untuk mengambil langkah-langkah 
dalam mengurangi ketegangan yang diakibatkan dari konsekuensi kepadatan dan 
mencegah gangguan.
Sebagai langkah awal, administrasi penjara harus menginformasikan pada departemen 
yang bertanggung jawab saat kapasitas penjara telah melampaui atau, lebih baik, saat 
diperkirakan akan melampaui batas, dengan laporan tentang semua kesulitan yang 
dihadapi sebagai konsekuensinya. 
Langkah-langkah khusus lain yang dapat diambil meliputi:
Memaksimalkan pemakaian sumber daya untuk memastikan layanan minimum 
penting
• Sistem dan layanan harus secara teratur dipantau untuk memastikan keduanya
sedang dipakai  dengan kemampuan maksimal. Kerusakan peralatan penting 
perlu diantisipasi dan suku cadang atau alat pengganti sudah disediakan 
sebelumnya.
• Dalam situasi krisis, otoritas penjara dapat mengidentifikasi dan
memprioritaskan fasilitas dan layanan penting dari penjara yang paling 
mempengaruhi tahanan dan atas dasar itu memutuskan fungsi mana yang 
sangat penting agar bisa dijalankan staf dan menghentikan fungsi yang tidak 
penting untuk memberi bantuan jangka pendek.
Meningkatkan ketersediaan staf dan pelatihan
• Bila memungkinkan, usaha harus dilakukan untuk merekrut staf tambahan.
Reorganisasi jadwal staf dapat membantu dalam pemakaian yang lebih 
maksimal atas staf yang tersedia.
• Pelatihan staf untuk mengenali tanda-tanda siaga, yang menunjukkan
peningkatan ketegangan atau kecemasan tahanan, dapat mencegah terjadinya 
kerusuhan. 
Memperbanyak komunikasi
• Dalam rangka mengurangi ketegangan dan kemarahan, penting untuk
meningkatkan saluran komunikasi dengan tahanan, agar mereka tahu mengenai 
tindakan-tindakan yang diprakarsai untuk menyelesaikan masalah yang paling 
mendesak dan mendengarkan saran tahanan menyangkut solusi untuk masalah 
yang dialami mengenai kondisi dan tindakan. Mengkomunikasikan lebih dulu 
dengan tahanan tentang pengurangan atau perubahan sistem penjara yang 
akan terjadi yaitu  kebiasaan yang baik, dibandingkan baru menjelaskan 
alasan perubahan ini saat semuanya sedang terjadi. Demikian pula, penting untuk mendorong dan mendukung staf menunjukkan
bahwa manajemen menghormati mereka dan menghargai keadaan sulit 
yang mereka tangani, untuk mengurangi tingkat frustrasi dan kemarahan di 
kalangan personil penjara.
• Manajer penjara harus terus menerus melakukan kontak dengan kantor pusat
untuk memperoleh keterlibatan dan dukungan mereka dan untuk memastikan 
bahwa masalah kepadatan tidak terabaikan.
Mencegah korupsi
• sebab  peningkatan risiko praktik korupsi pada saat-saat penjara bermasalah
dengan kepadatan, disarankan untuk meningkatkan kontrol atas sumber daya 
keuangan dan mengambil langkah-langkah untuk mendeteksi dan mencegah 
korupsi.
Mengatasi beberapa masalah yang berkaitan dengan kepadatan—ICRC di Rwanda
ICRC telah hadir di Rwanda sejak tahun 1990 dan telah berfokus mengunjungi puluhan ribu tahanan 
yang ditahan di penjara-penjara pusat sesudah  genosida tahun 1994. Kunjungan rutin ke tempat￾tempat penahanan sementara, termasuk kantor polisi dan fasilitas militer, juga dilakukan. ICRC 
bekerja ekstensif untuk mengatasi masalah kemanusiaan serius yang disebabkan oleh kepadatan 
penjara melalui berbagai cara. Ini termasuk dialog bilateral dengan pemerintah, pasokan makanan 
dan kebersihan dalam penjara, infrastruktur dan proyek-proyek perteknikan dan bantuan medis.
Populasi penjara Rwanda memuncak hingga kisaran 130.000 pada tahun 1998. Pada akhir tahun 
2007, populasi penjara di Rwanda stabil di kisaran 60.000 sebagai akibat dari penyelesaian lebih dari 1 
juta masalah disidang di depan 15.000 pengadilan gacaca sejak Juli 2006, dan masuknya unsur pelayanan 
warga  dalam hukuman dari beberapa  besar orang yang mengaku bersalah.
Meskipun demikian, kepadatan tetap menjadi tantangan yang dihadapi oleh pemerintah. Oleh sebab  
itu, ICRC bekerja bersama pemerintah untuk meningkatkan usaha menjadikan kondisi penjara sesuai 
dengan standar yang diakui secara internasional. Pada tahun 2008, misalnya, ICRC memberi 
dukungan teknis, seperti pelatihan dan saran ahli, untuk orang yang bertanggung jawab atas 
administrasi penjara, kesehatan, kebersihan, nutrisi dan infrastruktur. Penekanan diberikan pada 
pembangunan kapasitas unit kesehatan dan kebersihan penjara nasional dan Layanan Penjara Nasional 
(NPS). Secara khusus, ICRC telah menganjurkan, dan terus menganjurkan, pembentukan formal dari 
NPS melalui sentralisasi anggaran penjara otoritas lokal dan tanggung jawab lainnya. ICRC dilengkapi 
dengan masukan teknis dan struktural dengan kegiatan substitusi bila diperlukan, seperti penyediaan 
materi kebersihan di penjara pusat dan melaksanakan proyek-proyek konstruksi dalam kemitraan 
dengan Departemen Keamanan Dalam Negeri untuk memperbaiki infrastruktur penjara.
Pada tahun 2009, upaya-usaha untuk mengatasi masalah ini berlanjut dan ICRC melakukan pertemuan 
dengan 187 petugas lapas junior dan 90 petugas keamanan penjara berbicara tentang cara mengurangi 
konsekuensi dari kepadatan dan meningkatkan kesehatan dan gizi tahanan.
Secara terpisah dan atas dasar perjanjian pembagian biaya 50/50 antara pemerintah dan ICRC, sekitar 
7.500 tahanan yang rentan di tiga penjara di Rwanda memiliki asrama yang diubah dan diperluas 
sebagai bagian dari usaha untuk mengatasi konsekuensi dari kepadatan. Karya serupa juga sedang 
berlangsung untuk narapidana di tiga penjara lain. Kondisi kebersihan ditingkatkan untuk sekitar 
15.500 tahanan sesudah  sistem pasokan air diperbaiki dalam enam penjara, dan 12.400 tahanan yang 
hidup dalam tiga penjara lain diuntungkan dengan perbaikan dapur dan alat-alat memasak baru.
Keberhasilan usaha membantu para tahanan dengan reintegrasi sosial mereka dapat 
mengurangi kembalinya mantan tahanan ke penjara, sehingga mengurangi jumlah 
populasi penjara dalam jangka panjang. Agar hasil yang berkelanjutan akan dicapai, 
usaha dan investasi ini harus terus-menerus dan disertai dengan kebijakan dan 
langkah-langkah lain untuk mengurangi hukuman penjara yang diuraikan dalam 
Panduan ini, dengan mempertimbangkan kebutuhan dan keadaan khusus dari yurisdiksi 
bersangkutan.
usaha untuk membantu reintegrasi sosial narapidana harus dimulai pada hari pertama 
hukuman dan berlanjut dalam periode paska pembebasan. Berbagai aturan termasuk 
dalam instrumen internasional didasarkan pada pemahaman ini. ICCPR menyatakan 
bahwa Prinsip penting dari perlakuan terhadap tahanan harus menjadi reformasi dan 
rehabilitasi sosial mereka (Pasal 10, 3). SMR membuatnya sangat jelas bahwa tujuan 
dan justifikasi hukuman penjara pada akhirnya untuk melindungi warga  terhadap 
kejahatan dan bahwa tujuan ini hanya dapat dicapai jika masa hukuman penjara 
dipakai  untuk memastikan, sampai ke tingkat yang mungkin, bahwa sesudah  kembali 
ke warga  pelaku tidak hanya bersedia tetapi mampu menaati hukum dan hidup 
dengan mandiri. prinsip acuan ditetapkan dalam bagian kedua dari SMR dan 
mencakup masalah keamanan, klasifikasi, perawatan dan perpindahan tempat tinggal. 
Aturan Bangkok mencakup kebutuhan khusus tahanan wanita  dalam rincian 
selanjutnya.
. Kebijakan dan pendekatan manajemen penjara holistik 
Seperti yang ditekankan SMR, membantu reintegrasi sosial narapidana harus diterapkan 
secara holistik, sebagai komponen integral dari pendekatan dan praktek manajemen 
penjara. Pendekatan manajemen yang memiliki reintegrasi sosial sebagai tujuan pusatnya 
akan mencakup penciptaan lingkungan penjara yang aman dan sehat, keterlibatan 
positif staf dengan tahanan, dorongan dan dukungan terhadap kontak dengan keluarga, 
teman dan warga . Ini juga akan mencakup membantu pengembangan kejuruan, 
pendidikan dan kepribadian dari tahanan, serta menangani kebutuhan khusus dengan 
program yang mencakup berbagai isu, seperti ketergantungan zat, kebutuhan perawatan 
kesehatan mental, perlakuan buruk, antara lainnya, yang mungkin telah memicu 
pelanggaran yang dilakukan. Ini juga akan memastikan bahwa kesempatan yang 
diberikan untuk tahanan untuk masuk kembali secara bertahap ke dalam warga , 
dengan memakai  berbagai metode pembebasan dini, yang telah dibahas dalam 
bab sebelumnya, dan kerjasama dan hubungan dibentuk dengan organisasi dan 
lembaga warga  untuk membantu dalam masa sulit transisi dari penjara menuju 
kebebasan.
Dalam rangka mencapai tujuan ini langkah-langkah berikut dapat diambil sebagai 
titik awal:
• Semua kebijakan dan praktek pengelolaan penjara dapat ditinjau dan
diperbaiki untuk memastikan bahwa tahanan aman dari gangguan, pelecehan
atau kekerasan dan bahwa mereka mendorong lingkungan penjara yang 
positif, dengan sistem yang seimbang untuk semua tahanan, dengan 
mempertimbangkan kebutuhan kelompok khusus narapidana.
• Kerjasama dengan departemen dan lembaga yang bertanggung jawab untuk
pendidikan, pelatihan kejuruan, perawatan kesehatan, kesejahteraan sosial 
dan masa percobaan dapat dibentuk atau ditingkatkan untuk memastikan 
bahwa tanggung jawab bersama dijalani dan strategi gabungan dikembangkan 
untuk memastikan bahwa orang yang terlibat konflik dengan hukum diberi 
dukungan dan bantuan untuk membantu mereka membangun kembali 
kehidupan mereka dengan cara yang positif sesudah  pembebasan.
• Partisipasi warga  sipil dalam mendukung rehabilitasi narapidana dapat
didorong dan difasilitasi, selama penjara dan sesudah  pembebasan.
. Penilaian dan perencanaan hukuman
Sebuah komponen kunci dari pendekatan manajemen yang mendukung reintegrasi 
sosial tahanan dengan memenuhi kebutuhan masing-masing tahanan individu yaitu 
penilaian risiko dan kebutuhan masing-masing tahanan, yang harus dilakukan sedini 
mungkin sesudah  masuk ke penjara. Penilaian ini bertujuan untuk mengidentifikasi 
risiko masing-masing tahanan yang mungkin muncul pada dirinya sendiri dan orang 
lain dan kebutuhan rehabilitasinya, seperti pendidikan, pekerjaan, pengobatan untuk 
ketergantungan zat dan konseling psikososial untuk kebutuhan perawatan kesehatan 
mental, antara lainnya.
Alat penilaian peka-gender harus dikembangkan untuk menilai kebutuhan tahanan 
wanita , dengan mempertimbangkan latar belakang mereka, termasuk kekerasan 
yang mereka alami, dan tanggung jawab merawat.
Penilaian semacam itu memberi dasar untuk memastikan bahwa tahanan dipisahkan 
dan dialokasikan dengan cara yang menjamin keselamatan, dan bahwa rencana 
hukuman individual dikembangkan untuk membantu para tahanan dengan rehabilitasi 
mereka. Rencana ini harus dikembangkan dalam konsultasi dengan tahanan 
dan, khususnya menjelang akhir masa penahanan, dalam kerjasama yang erat dengan 
lembaga-lembaga yang bertanggung jawab atas pengawasan paska-pembebasan.
Rencana hukuman harus ditinjau secara berkala dan dimodifikasi seperlunya.
Rencana hukuman harus dipakai  untuk memberi pendekatan sistematis pada:
• Alokasi awal tahanan;
• Gerakan progresif melalui sistem penjara dari syarat pembatasan yang kurang hingga lebih, jika
diperlukan, idealnya, tahap akhir dipakai  dalam syarat terbuka, terutama di warga ;
• Partisipasi dalam pekerjaan, pendidikan, pelatihan dan kegiatan lain yang menyediakan
pemakaian waktu yang dihabiskan di penjara dan meningkatkan peluang perpindahan 
tempat tinggal yang sukses sesudah  bebas;
• Intervensi dan partisipasi dalam program yang dirancang untuk mengatasi risiko dan kebutuhan
(misalnya dukungan psikososial, penyalahgunaan zat, perawatan kesehatan mental);
• Partisipasi dalam rekreasi, olahraga dan kegiatan lainnya untuk mencegah atau melawan efek
merusak dari penjara;
• Dukungan dan pengawasan tindakan, bila berlaku, kondusif untuk kehidupan bebas kejahatan
dan penyesuaian di warga  sesudah  pembebasan.
Keberhasilan yang dicapai di Sistem Penjara Model Baru Republik Dominika, 
seperti yang dijelaskan di dalam kotak, dengan penerapan pendekatan holistik untuk 
rehabilitasi dan implementasi perencanaan hukuman individual, meskipun tantangan 
besar dihadapi di negara ini, memberi contoh yang baik dari keefektivan strategi.
. Program dan aktivitas rehabilitasi tahanan
SMR Aturan 66 menggarisbawahi bahwa tujuan penjara yaitu untuk membantu 
para tahanan agar hidup taat hukum dan hidup mandiri sesudah  pembebasan mereka. 
Aturan ini mencatat beberapa tindakan yang harus dipakai  untuk mencapai tujuan 
ini. Banyak aturan lain dalam SMR memberi panduan lebih lanjut tentang rincian 
pendidikan, pekerjaan, menjaga hubungan keluarga dan kontak dengan dunia luar, 
persiapan untuk pembebasan dan dukungan paska-pembebasan. Memastikan bahwa 
tahanan memiliki akses ke berbagai program rehabilitasi bukanlah hak istimewa tapi 
tugas negara yang bertanggung jawab untuk mendukung perawatan tahanan dan 
akhirnya kembali ke warga  dengan bekal yang cukup untuk menjalani hidup yang 
positif dan bertanggung jawab.
Namun, program atau kegiatan tahanan tidak tersedia di banyak sistem penjara, 
terutama di penjara yang padat. Bahkan seandainyapun mereka tersedia, dampak yang 
mereka milikipun kecil. ini  mungkin disebabkan beberapa  faktor, termasuk: 
• Mereka tidak ditempatkan dalam kerangka rehabilitasi keseluruhan yang
komprehensif dan kebijakan pengelolaan penjara, sejalan dengan langkah￾langkah yang mendukung kestabilan mental dan yang membantu menjaga 
hubungan dengan dunia luar, untuk mengurangi sejauh mungkin perbedaan 
antara kehidupan di luar dan di dalam penjara.
• Mereka sering tidak didasarkan pada penilaian dan identifikasi kebutuhan
individu atau penelitian yang mengidentifikasi peluang dalam warga  
tempat tahanan itu kembali sesudah  bebas—misalnya mungkin tidak ada 
korelasi antara pelatihan yang diberikan di penjara dan kebutuhan yang sesuai 
di warga , seperti tempat kerja
• Kualitas pelatihan, pendidikan atau penyuluhan yang diberikan biasanya jauh
lebih rendah dibandingkan di warga , sebab  kurangnya sumber daya dan 
investasi yang dilakukan dalam aspek hukuman penjara yang diabaikan ini 
dan kurangnya kerjasama dengan pendidikan umum, pelatihan kejuruan dan 
pelayanan kesehatan/kementerian .
• Mereka hanya menjangkau sebagian kecil tahanan dan seringkali hanya mereka
yang dihukum, sehingga tahanan pra-ajudikasi, yang yaitu  mayoritas 
dari populasi penjara di banyak negara, mungkin tetap menganggur dan tanpa 
dukungan selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun.
Sukses dapat dicapai jika tindakan dilakukan untuk menghindari potensi kelemahan 
ini di atas. Investasi yang memadai dalam mengindividualisasi hukuman dan dalam 
memberi kegiatan yang konstruktif dan sesuai untuk tahanan perlu membentuk 
dasar pengembangan sistem-sistem pewarga an yang efektif yang mendorong 
reintegrasi sosial dan program-program ini harus dianggap sebagai hanya salah 
satu komponen dari kebijakan pengelolaan penjara yang rehabilitatif yang dimulai 
dengan masuknya seorang tahanan dan berlanjut ke tahap paska pembebasan dan 
mencakup semua aspek manajemen penjara.
Lebih khusus, dan berdasar penelitian yang ada, empat isu yaitu kunci penting 
untuk suksesnya perpindahan tempat tinggal dari tahanan sesudah  pembebasan: 
(a) dukungan keluarga, (b) pekerjaan; (c) pendidikan, dan (d) perumahan.
Republik Dominika—Sistem Penjara Model Baru dan Reintegrasi Sosial
Sistem Penjara Model Baru di Republik Dominika telah menerapkan pendekatan manajemen yang 
berfokus terutama pada reintegrasi sosial tahanan. Keberhasilan yang dicapai jelas terlihat dalam 
tingkat residivisme yang telah berkurang menjadi 2,7 persen, yang sebanding dengan sekitar 50 persen 
di Inggris, misalnya, dan tingkat yang cukup tinggi yang serupa di negara-negara Barat lainnya, dan 
26-55 persen di beberapa negara di Karibia Timur. pencapaian ini yaitu  hasil dari pendekatan 
yang komprehensif pada masalah reintegrasi sosial, yang meliputi cara penjara dikelola, pelatihan 
yang diterima oleh staf, hubungan mereka dengan tahanan, fasilitas yang disediakan yang kondusif 
untuk kestabilan mental, pentingnya kunjungan keluarga, termasuk kunjungan suami-istri, serta 
aspek manajemen penjara yang secara langsung terkait untuk membantu tahanan hidup bebas dari 
kejahatan sesudah  pembebasan.
Unsur kunci dalam membantu reintegrasi sosial tahanan di Republik Dominika yaitu penilaian individu 
dari masing-masing tahanan dan sistem penjara yang progresif, diterapkan untuk semua tahanan. 
Sistem manajemen hukuman yang progresif terdiri dari tiga tahap:
• Pengamatan: 10-30 hari. Selama periode ini tim multidisiplin menilai kebutuhan tahanan dan membuat
protokol individu berkaitan  dengan kesehatan, situasi keluarga, pendidikan dan kebutuhan psikologis. 
Semua protokol individu ini dikombinasikan menjadi satu protokol dan sebuah program individu 
ditentukan.
• tahap  tindakan: tahap  ini dimulai dari hari sesudah  observasi dan berlanjut sampai pembebasan dan itu
yaitu  implementasi dari rencana.
• Periode bukti (pemeriksaan): Setiap tahanan diberikan semakin banyak tanggung jawab saat mendekati
tanggal pembebasan mereka untuk mempersiapkan mereka masuk kembali dalam warga  dan 
bebas dari penjara. Selama ini administrasi penjara dapat memberi "cuti" pada tahanan di bawah 
pengawasan.
Ada rencana untuk menambahkan periode keempat—paska penjara—selama waktu dibutuhkannya 
dukungan pada tahanan dan untuk melihat apakah program rehabilitasi penjara telah efektif dalam 
membantu mereka menjalani kehidupan yang bertanggung jawab, jauh dari kejahatan, sesudah  
bebas.
Setiap tahanan harus mengikuti program individualisasi yang ditentukan oleh penilaian pada saat masuk. 
Komite Tindakan, terdiri dari Direktur penjara (dinamakan Pusat Rehabilitasi dan Pewarga an 
(CCR)), dokter, psikolog, pekerja sosial, ahli hukum, pendidik dan wakil direktur untuk keamanan, 
bertemu secara teratur untuk membahas kemajuan dan meninjau rencana.
Kegiatan dan pendidikan penjara yaitu  prioritas tinggi dalam semua CCR dan pendidikan 
yaitu wajib bagi semua tahanan. Secara khusus, sistem ini bertujuan untuk mengentaskan buta 
huruf—yang telah dicapai—dan memberi program pendidikan dasar penuh dan kecakapan untuk 
para tahanan. Pendidikan diberikan oleh Departemen Pendidikan dan mengikuti kurikulum nasional. 
Tahanan yang berpendidikan bekerja sebagai fasilitator untuk mendukung kegiatan pendidikan. 
UNODC diinformasikan pada tahun 2010 bahwa dalam lima tahun sebelumnya tidak ada tahanan 
yang gagal dalam mengikuti ujian dalam sistem nasional, dibandingkan dengan tingkat kegagalan 48 
persen di negara secara keseluruhan. Tahanan terlibat dalam aktivitas sepanjang hari. Setiap penjara 
memiliki rutinitas yang sama, yang dimulai pada pukul 07.00 pagi dan berakhir pukul 22.00.
Selain pendidikan, kegiatan lain yang disediakan meliputi teater, tari, menyanyi, melukis, berbagai 
kelas bahasa dan kelas pelatihan kejuruan, seperti pertukangan, menjahit dan mekanik. Peternakan 
dan pertanian dilakukan untuk menyediakan makanan bagi penjara dan dijual untuk menghasilkan 
pendapatan. Tahanan yang terlibat dalam kegiatan produktif dibayar untuk tenaga mereka dan sebagian 
kecil dari pendapatan mereka dimasukan sebagai inisiatif reformasi penjara yang berkesinambungan.
Departemen Bantuan Sosial memastikan hubungan antara tahanan dan keluarga mereka. Mereka juga 
dapat melakukan mediasi dengan keluarga. Departemen Bantuan Hukum memiliki tanggung jawab 
untuk memeriksa legalitas penahanan dan juga dapat berlaku di Lembaga Kejaksaan Agung untuk 
pengacara, bila dibutuhkan.
Bantuan untuk para tahanan selama hukuman penjara mereka untuk mempertahankan 
hubungan keluarga, untuk membantu mereka meningkatkan pendidikan mereka, 
membekali mereka dengan keterampilan berharga yang dapat membantu mereka 
mendapatkan pekerjaan sesudah  bebas, dan berusaha untuk membantu mereka 
menemukan tempat tinggal dan pekerjaan sesudah  bebas yaitu cara-cara mendasar di 
mana administrasi penjara dapat berkontribusi pada reintegrasi tahanan secara sangat 
signifikan.
Hubungan keluarga
Dalam rangka memfasilitasi hubungan yang sedang berlangsung antara keluarga dan 
tahanan, penting bahwa para tahanan ditempatkan dekat dengan rumah mereka, 
seperti yang direkomendasikan oleh standar internasional.344 Penahanan dekat dengan 
tempat tinggal tahanan bagaimanapun sangat penting, terutama dalam masalah tahanan 
wanita , yang merasakan dampak dari pemisahan dengan anak-anak mereka, 
keluarga dan warga  mereka.
Dalam masalah tahanan warga Negara asing, implikasinya yaitu bahwa mereka seharusnya 
dapat, jika mungkin dan jika boleh, menjalani hukuman di negara asal mereka.345 Lihat 
UNODC Panduan untuk Tahanan Berkebutuhan Khusus, pasal 4 dan UNODC, tentang 
Transfer International orang yang Dihukum,
346 untuk diskusi yang lebih rinci 
tentang topik ini. 
Peraturan yang mengatur kunjungan dan ketersediaan fasilitas yang memadai untuk 
kunjungan sangat penting untuk membantu menjaga hubungan keluarga. Sementara 
kunjungan tertutup atau non-kontak mungkin perlu dipakai  dalam masalah beberapa  
kecil tahanan, diidentifikasi sesuai dengan penilaian masing-masing, sebab  fasilitas 
aturan umum harus menyediakan kunjungan kontak (terbuka). Praktik yang baik juga 
ditunjukan dengan menyediakan kunjungan jangka panjang (misalnya hingga 3 hari 
atau lebih), yang diizinkan di beberapa negara. Dalam sistem lain, kunjungan suami￾istri diperbolehkan, yang juga penting untuk menjaga hubungan dekat antara pasangan 
dan harus didukung.
Cara-cara lain untuk menjaga hubungan dengan keluarga yaitu telepon dan surat. 
saat tahanan dialokasikan ke penjara yang jauh dari rumah mereka, maka cara ini 
sangat penting. Menurut praktek penjara yang baik seharusnya tidak ada pembatasan 
pada surat dan komunikasi telepon dengan keluarga pada sebagian besar tahanan. Hanya 
dalam masalah di mana tahanan dinilai sangat berisiko bagi keamanan, mungkin perlu 
adanya sensor surat menyurat dan perlu ada daftar korespondensi yang disetujui.347
Dalam masalah tahanan pra-ajudikasi, komunikasi dan kunjungan dapat dikenakan 
pembatasan dan pemantauan yang diperlukan untuk persyaratan investigasi kriminal 
yang berkesinambungan, tetapi pembatasan ini , diperintahkan oleh otoritas 
peradilan, tetap harus memungkinkan adanya kontak minimum yang diperbolehkan.ICRC mendukung dan memfasilitasi pemulihan hubungan keluarga dalam tahanan 
Memulihkan hubungan keluarga antara tahanan dan keluarga mereka yaitu kegiatan rutin yang 
dilakukan oleh ICRC di tempat penahanan melalui berbagai kegiatan. 
ICRC dapat mendorong pemerintah untuk membangun atau memperluas layanan hubungan keluarga 
dan jika diperlukan, ICRC dapat terlibat dalam mendukung usaha pemerintah, misalnya membantu 
mereka untuk mengatur dan mencatat informasi semua tahanan termasuk informasi kontak untuk 
anggota keluarga dekat.
Atau, ICRC dapat menyediakan layanan secara langsung atau membantu untuk meningkatkan organisasi 
internal dalam penjara. Sebagai contoh, praktik teratur yang dilakukan ICRC untuk memfasilitasi 
korespondensi tertulis antara anggota keluarga dan tahanan melalui Pesan Palang Merah untuk tujuan 
memulihkan serta memelihara hubungan keluarga. ICRC juga telah memfasilitasi panggilan telepon 
dan video telekonferensi untuk tahanan dalam banyak situasi dimana semua berjalan sukses. 
Di antara layanan lain yang dapat ditawarkan, ICRC mungkin, bila diperlukan, mendukung pemerintah 
dengan organisasi kunjungan keluarga dan transportasi bagi anggota keluarga. Ini yaitu kegiatan 
yang memiliki dampak yang menguntungkan pada kesejahteraan psikologis para tahanan dan keluarga 
mereka dan juga dapat membantu mengurangi ketegangan di tempat penahanan, termasuk di mana 
kepadatan yaitu  faktor yang memberatkan.
Program kunjungan keluarga ICRC telah dilakukan dalam berbagai situasi termasuk Afghanistan, Irak, 
Georgia, Israel dan Negara Palestina.
Sebuah studi di Amerika Serikat menemukan bahwa kunjungan keluarga mengurangi 
kemungkinan tahanan melakukan kejahatan sesudah  dibebaskan
Sebuah penelitian terbaru di Amerika Serikat telah menemukan bahwa hanya satu kunjungan dari 
anggota keluarga atau teman dapat membuat perbedaan besar dalam apakah tahanan berakhir 
kembali di balik jeruji besi atau tidak sesudah  pembebasan mereka. Penelitian ini, yang dilakukan oleh 
Departemen Pewarga an Minesota, menetapkan bahwa tahanan yang menerima setidaknya satu 
kunjungan pribadi setiap saat selama penahanan mereka, 13 persen lebih kecil kemungkinannya 
untuk melakukan kejahatan lain dan 25 persen lebih kecil kemungkinannya untuk berakhir kembali di 
penjara sebab  pelanggaran teknis pembebasan bersyarat. Data menunjukkan bahwa semakin banyak 
kunjungan yang diterima tahanan, semakin rendah kesempatan mereka melakukan pengulangan 
tindak pidana sesudah  bebas. 
Studi ini melacak 16.000 tahanan selama hampir lima tahun, sehingga menjadikannya sebagai 
penelitian terbesar di bidangnya.
Kerja dan pelatihan kejuruan
Ada banyak inisiatif yang dapat dilakukan administrasi penjara untuk meningkatkan 
prospek kerja untuk tahanan sesudah  bebas. Titik awal yaitu untuk memastikan bahwa 
tahanan memiliki akses ke program pelatihan keahlian profesional dan lokakarya di 
penjara, yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan, sedapat mungkin, dengan keinginan 
para tahanan sendiri. Inisiatif ini semua akan jadi lebih produktif jika hubungan 
dibentuk dengan penyedia pekerjaan di luar, yang mungkin memberi pelatihan dan 
pada akhirnya memberi penempatan pekerjaan untuk tahanan.
Pelatihan kejuruan dan akses ke pekerjaan yang bermanfaat dalam penjara telah terbukti 
mengurangi tingkat pengulangan tindak pidana. Sebagai contoh, menurut sebuah 
studi komprehensif yang melakukan metaanalisis terhadap temuan dari 545 evaluasi 
kelompok pembanding dalam program pencegahan kejahatan evaluasi remaja dan 
dewasa dalam pengaturan penahanan dan non-penahanan, pelatihan kejuruan dapat 
mengurangi tingkat residivisme sebesar 9,8 persen, sementara pekerjaan penjara sebesar 
6,4 persen.348 Studi lain menemukan bahwa pelatihan kejuruan dapat memicu 
penurunan 15 persen dalam pengulangan tindak pidana.349
Di banyak negara, administrasi penjara menghadapi tantangan dalam mencari pekerjaan 
yang cocok untuk tahanan, terutama dalam keadaan penuh sesak. Administrasi penjara 
dapat memanfaatkan cara-cara kreatif untuk meningkatkan prospek pekerjaan dari 
tahanan, misalnya, dengan bekerja sama dengan LSM dan memfasilitasi pelatihan/
pendidikan sebanding bagi tahanan yang terampil. Lebih banyak yang dapat dicapai 
bagaimanapun, jika pemberian pelatihan keterampilan dan kesempatan kerja bagi 
tahanan dan mantan tahanan yaitu  bagian dari strategi yang melibatkan 
departemen lain dari pemerintah, termasuk di tingkat yang lebih tinggi.
Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh tahanan harus mematuhi hukum yang sama 
seperti yang berlaku di warga , yaitu pekerjaan harus dilakukan dengan cara yang 
aman, tahanan harus dilatih untuk pekerjaan ini dan dibayar dengan cara yang 
sesuai. Masalah ini diatasi dalam panduan yang diterbitkan pada tahun 2012 oleh 
ICRC Water, Sanitation, Hygiene and Habitat: Supplementary Guidance, 2012 (ICRC Air, 
Sanitasi, Kebersihan dan Habitat: Panduan Tambahan, 2012)
sesudah  terjadi bencana alam, di mana staf pengawas tersedia dan saat dinyatakan 
pantas, tahanan dapat berpartisipasi dalam proyek-proyek untuk membangun kembali 
warga  yang hancur. Proyek-proyek ini harus selalu didukung kesepakatan 
pemimpin warga  kunci.
Pekerja penjara menjadi pemasok bagi unit penegakan hukum menurut undang-undang 
baru di Hongaria
Undang-undang baru mewajibkan lembaga penegak hukum Hungaria untuk memesan semua 
perlengkapan mereka—dari makanan hingga perabot kantor—dari perusahaan yang beroperasi di 
penjara.
berdasar keputusan pemerintah yang efektif dari Juli 2011 dan keputusan menteri berikutnya, 
perusahaan penjara Milik Negara harus menjadi pemasok tunggal untuk semua unit administratif milik 
Kementerian Dalam Negeri, termasuk polisi dan lembaga penegak hukum. Dengan nilai modal 8 juta 
forints (29.500 EUR), tidak ada tawaran lain yang akan dipertimbangkan dan, bahkan di atas batas ini, 
perusahaan penjara memiliki keuntungan yang signifikan melampaui perusahaan-perusahaan swasta. 
Misalnya, seragam baru petugas polisi akan dijahit oleh pekerja penjara dan pasokan makanan penjara 
seluruhnya harus berasal dari peternakan penjara besar yang beroperasi di Palhalma, pusat Hungaria. 
Perusahaan-perusahaan ini saat ini mempekerjakan sekitar 3.000 tahanan. 
Membantu pekerjaan mantan tahanan di Uruguay
Di Uruguay, hukum bernama "Humanisasi dan Modernisasi Sistem Pewarga an" mencakup sebuah 
langkah yang bersifat wajib bahwa dalam kontrak pekerjaan dan pelayanan publik, perusahaan 
harus mempekerjakan mantan tahanan yang terdaftar dalam Binaan Tahanan yang Dipenjara dan 
Dibebaskan. Para pekerja ini harus mencapai minimal 5 persen dari personil yang bersangkutan.

Pendidikan 
Pendidikan sangat penting untuk mengembangkan kepercayaan diri, kesadaran dan 
kemampuan kerja tahanan dan telah terbukti menjadi salah satu aspek yang paling penting 
dari rehabilitasi tahanan. Sebagai contoh, studi yang sama sebagaimana dimaksud di 
atas menemukan bahwa lulusan SMA saja (sebagai langkah pencegahan kejahatan) bisa 
mengurangi tingkat residivisme sebesar 21 persen, sementara memberi pendidikan 
umum di penjara bisa mengurangi tingkat residivisme sebesar 8,3 persen.350 Studi lain, 
yang melakukan meta-analisis pada hasil dari program berbasis penjara di Australia, 
Kanada, Eropa, Selandia Baru dan Amerika Serikat, menemukan bahwa pendidikan 
dapat memicu pengurangan pengulangan tindak pidana sebesar 15 persen.351
Penelitian lain juga menemukan bahwa program pendidikan dapat mengurangi tingkat 
residivisme secara signifikan.352
Pendidikan sangat penting bagi mereka yang buta huruf, serta untuk orang muda, 
yang diharuskan putus sekolah sebab  dipenjara.353 Dengan demikian, harus dilakukan 
usaha untuk memberi pendidikan atas dasar kurikulum nasional dan pengenalan 
resmi pelatihan agar tidak mendiskriminasikan hak tahanan akan tingkat pendidikan 
yang sama yang diberikan kepada orang lain dan tidak merugikan mereka ketika/jika 
mereka melanjutkan pendidikan mereka sesudah  bebas.354
Tahanan dapat didorong dengan berbagai cara untuk berpartisipasi dalam program 
pendidikan, seperti yang ditunjukan oleh contoh di Brazil yang digambarkan dalam 
kotak di bawah. Namun, penting bahwa pendidikan dapat diakses di semua penjara, 
agar tidak merugikan orang yang ditempatkan dalam penjara tanpa program 
pendidikan apapun yang memenuhi kebutuhan mereka.

Brazil memotong masa tahanan untuk pendidikan 
Menurut hukum yang diterbitkan pada bulan Juni 2011 di lembaran negara, di Brasil, tahanan 
mendapatkan satu hari libur hukuman untuk menghabiskan 12 jam di dalam kelas. Hukum ini 
membantu tahanan mendapatkan pendidikan sekolah dasar hingga tingkat perguruan tinggi, serta 
mereka yang mengikuti pendidikan keahlian profesional dan kursus rekualifikasi.
Penjara Brasil memberi pendidikan selama bertahun-tahun, diajarkan oleh guru-guru dari sistem 
sekolah umum atau dipekerjakan oleh sistem penjara masing-masing negara.
Seorang juru bicara Departemen Kehakiman mengatakan bahwa hukum diterapkan untuk semua 
narapidana terlepas dari kejahatan yang telah mereka lakukan. Undang-undang juga memotong masa 
hukuman penjara satu hari untuk setiap tiga hari waktu yang dipakai  tahanan yang bekerja di balik 
jeruji atau dalam program kerja-pembebasan.
Sumber: http://latino.foxnews.com/latino/lifestyle/2011/07/01/brazil-cuts-prison-time-for-studies/
Program-program khusus
Program lain yang ditargetkan yang mungkin ditawarkan mencakup program￾program yang mengatasi akar penyebab, serta konsekuensi, beberapa jenis kejahatan. 
Mungkin termasuk pengobatan ketergantungan narkoba sebagai prioritas, dengan 
mempertimbangkan jumlah tahanan yang sangat besar yang memiliki ketergantungan 
narkoba atau alkohol, termasuk program pengobatan khusus yang dirancang untuk 
wanita  yang menyalahgunakan zat-zat terlarang;355 peningkatan kesadaran tentang 
risiko yang terkait dengan pemakaian narkoba, termasuk peningkatan kesadaran pada 
pengobatan, pencegahan dan perawatan HIV/AIDS dan penyakit yang ditularkan 
melalui darah lainnya dan infeksi seksual menular; konseling psikososial bagi mereka 
dengan kebutuhan perawatan kesehatan mental antara lain, tergantung pada kebutuhan 
individu. Program pengobatan ketergantungan narkoba berbasis bukti telah terbukti 
sangat efektif dalam mengurangi tingkat residivisme.356
Dalam masalah tahanan wanita , Peraturan Bangkok menetapkan bahwa wanita hamil, 
ibu menyusui dan wanita dengan anak-anak yang di penjara harus memiliki akses ke 
program-program yang sesuai. Mereka juga memerlukan usaha khusus yang harus 
dilakukan untuk memberi layanan yang sesuai bagi tahanan wanita yang memiliki 
kebutuhan dukungan psikososial, terutama mereka yang telah mengalami kekerasan 
fisik, mental atau seksual

Dukungan dan peran warga  paska pembebasan 
. Menyiapkan tahanan sebelum pembebasan
Dukungan paska-pembebasan untuk mantan tahanan yaitu kunci untuk memastikan 
keberhasilan reintegrasi di warga . SMR menekankan perlunya memastikan 
bahwa tahanan diberikan rehabilitasi secara terkoordinasi oleh instansi pemerintah 
atau swasta untuk mengurangi prasangka terhadap mereka dan membantu rehabilitasi 
sosial mereka.358 Dibutuhkan perwakilan resmi dari layanan dan lembaga ini agar 
memiliki semua akses yang diperlukan pada para tahanan dan berkonsultasi tentang 
masa depan tahanan sejak awal hukuman mereka. Mereka juga mendorong koordinasi 
kegiatan instansi ini sejauh mungkin untuk memperoleh penerapan terbaik dari 
usaha mereka.
Berikut ini yaitu beberapa langkah kunci yang dapat diambil:
• saat tanggal pembebasan diketahui atau dapat diduga, perencanaan
hukuman harus lebih fokus pada mengidentifikasi risiko dan kebutuhan yang 
cenderung muncul tiba-tiba dalam periode paska-pembebasan dan membuat 
rencana dalam menangani mereka;
• Dalam situasi pasca-konflik, ini harus mencakup sebanyak mungkin
pertimbangan yang lebih luas seperti masalah etnis yang belum terselesaikan 
atau ketegangan politik, proses rekonsiliasi di tingkat komunitas, risiko 
interaksi dengan para korban atau kelompok korban dan keberadaan atau 
perlunya proses  untuk mengatasi masalah ini ; administrasi Penjara 
dan instansi terkait dan organisasi di warga  (misalnya layanan masa 
percobaan, bila ada, serta LSM, kesejahteraan sosial, pelayanan kesehatan, 
perumahan dan layanan tenaga kerja) perlu bekerja bersama-sama untuk 
menyediakan layanan praktis, sosial, psikologis, kesehatan dan persyaratan 
pendukung lainnya terhadap tahanan sesudah  pembebasan untuk membantu 
membangun kembali kehidupan mereka dengan cara yang positif. Dukungan 
ini dapat meliputi bantuan dengan mencari tempat tinggal, pekerjaan, 
mengatur kelanjutan program pengobatan ketergantungan zat yang sudah 
dimulai di penjara dan hubungan keluarga, antara lainnya.
• Idealnya pendekatan kolaboratif ini harus diformalkan dalam strategi nasional,
dengan anggaran yang memadai yang dialokasikan untuk instansi yang terlibat 
agar memungkinkan mereka melakukan tugas-tugas mereka secara efektif;
• Pertimbangan dapat diberikan untuk mengembangkan pedoman bagi staf
instansi ini dan informasi yang diberikan kepada staf penjara tentang 
layanan yang tersedia di warga , dengan rincian kontak, dan langkah￾langkah yang harus diambil untuk merujuk mantan tahanan pada proses  
dukungan yang tepat;
• Kebutuhan khusus wanita  dan anak-anak perlu diperhitungkan selama
persiapan mereka untuk dibebaskan dan sesudah  dibebaskan. Aturan terkait 
termasuk dalam Peraturan Bangkok;
Keadaan khusus dari warga  asal tahanan yang dibebaskan perlu
diperhitungkan selama persiapan pembebasan.
. Mempersiapkan warga  dan memanfaatkan kontribusinya terhadap
rehabilitasi
Bahkan sistem rehabilitasi terbaik selama penjara dapat secara signifikan merusak jika 
mantan tahanan mendapati diri mereka ditolak saat mereka dilepaskan ke dalam 
komunitas yang lebih besar. Sikap warga , penerimaan dan dukungan kepada 
mantan tahanan, memainkan peran penting dalam mengurangi risiko kembalinya 
mantan narapidana pada tindak kejahatan.
Negara yang bertujuan untuk mengurangi pengulangan tindak pidana antara mantan 
tahanan didorong untuk melakukan usaha untuk mempersiapkan warga  agar 
menerima mantan tahanan. Tugas ini membutuhkan dukungan politik, kolaborasi 
multi-lembaga dan keterlibatan aktif warga  sipil. Contoh inisiatif Layanan Penjara 
Singapura yang dijelaskan dalam kotak memperlihatkan cara yang sukses yang bisa 
menjadi panduan. 
Melibatkan warga  untuk mendukung para tahanan dan mantan tahanan di Singapura
Dalam beberapa tahun terakhir populasi penjara Singapura telah menurun secara signifikan berbeda 
dengan kecenderungan umum di seluruh dunia dari 18.000 di tahun 2002a
 menjadi 11.919 di tahun 
2010b
. Tingkat hukuman penjara saat ini berada pada angka 250 dibandingkan dengan 392 di tahun 
2004.c
 Meskipun angka ini masih termasuk tingkat yang sangat tinggi, namun pengurangan selama 
tujuh tahun terakhir sangat luar biasa. Diyakini bahwa kontribusi besar untuk kesuksesan ini disebab kan 
strategi baru yang dipakai  untuk mengurangi tingkat pengulangan tindak pidana, yang menurun 
dari 44,4 persen pada pembebasan di tahun 1998 menjadi 27,3 persen pada pembebasan tahun 
2008.d
 Tingkat residivisme pelaku yang telah ditempatkan pada Program Berbasis warga  untuk 
menjalankan masa terakhir dari hukuman mereka bahkan lebih rendah yaitu 12,9 persen.e
Karakteristik kunci dari Kerangka Rehabilitasi, pertama kali dikembangkan pada tahun 2000 oleh 
Layanan Penjara Singapura, yaitu kemitraan dan hubungan kolaboratif yang terbentuk antara 
lembaga-lembaga pemerintah yang berbeda, serta organisasi-organisasi berbasis warga  dan 
media untuk membentuk opini publik.
Proyek Pita Kuning (Yellow Ribbon Project), yang dipimpin oleh Layanan Penjara Singapura, bertujuan 
untuk meningkatkan kesadaran warga  dan mendukung warga  yang lebih bersedia 
menerima mantan tahanan dalam semangat yang positif. Pada tahun 2008, Proyek Pita Kuning 
mendistribusikan lebih dari 340.000 paket pita kuning si seluruh pulau, mendaftar 133 perusahaan 
baru yang mau mempekerjakan mantan tahanan dan berkolaborasi dengan 45 mitra warga  
dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan Pita Kuning, termasuk jalan kaki masal, di mana 10.000 
orang ambil bagian, dilanjutkan dengan karnaval di Penjara Changi.
Bulan September ditetapkan sebagai "Bulan Pita Kuning" dan setiap September, Layanan Penjara 
menyelenggarakan berbagai kegiatan warga , termasuk konser, jalan dan lari, pameran seni dan 
acara yang menjangkau publik lainnya dengan tujuan meningkatkan kesadaran. Layanan Penjara 
Singapura juga bekerja sama dengan media untuk meningkatkan kesadaran tentang isu mantan 
tahanan.
Dana, dibentuk untuk mendukung program warga  yang diprakarsai yang membantu mantan 
tahanan dan keluarga mereka, dilaporkan telah mengumpulkan lebih dari $5 juta
Layanan Penjara Singapura melaporkan bahwa pada akhir tahun 2008, sekitar 1.700 relawan, 
hampir sebanyak staf penjara biasa, yang datang ke penjara dan pusat penahanan secara sukarela 
untuk memberi pelatihan dan konseling bagi tahanan. Hampir 2.000 pengusaha Singapura yang 
terdaftar dalam Prison Service’s job bank, siap untuk menawarkan pekerjaan kepada tahanan dan 
mantan tahanan.
Sebuah survei luas yang dilakukan oleh Layanan Penjara Singapura pada tahun 2006 untuk mengukur 
persepsi publik terhadap inisiatif keterlibatan warga  mereka mendapati bahwa lebih dari 80 
persen dari publik Singapura menunjukkan kesadaran akan tujuan Pita Kuning dan sekitar 70 persen 
menyatakan kesediaannya untuk menerima mantan tahanan baik sebagai teman atau rekan. Temuan 
ini direplikasi dalam survei yang dilakukan pada tahun 2007 dan 2008.
Sumber: Informasi yang diberikan didasarkan pada tulisan Soh Wei Wah, Discussing early release programs in 
Singapore, presented at the Workshop on Strategies to Reduce Overcrowding in Correctional Facilities, United 
Nations Crime Congress, Salvador, Brazil, 2010; Peter Joo Hee Ng, Offender Rehabilitation, Community Engagement 
and Preventing Reoffending in Singapore, Resource Material Series No. 80 UNAFEI, Fuchu, Tokyo, Japan Maret 2010 
dan statistic dari situs Layanan Penjara Singapura. www.prisons.gov.sg.
a Peter Hoo Jing Ng, Offender Rehabilitation, Community Engagement and Preventing Reoffending in 
Singapore, Resource Material Series No. 80 UNAFEI, Fuchu, Tokyo, Japan Maret 2010, 
c Laporan Penjara Dunia, Pusat Studi Penjara Internasional, berdasar angka populasi penjara sebesar 16.835, 
yang yaitu  angka yang lebih rendah dari populasi pada tahun 2002, saat tingkat hukuman penjara juga 
menjadi lebih tinggi. 
d Angka dari situs Layanan Penjara Singapura saat diakses pada 11 Juli 2011. Angka-angka ini 
didasarkan pada tingkat residivisme selama periode dua tahun sesudah  pembebasan 
e Ini yaitu angka terbaru yang tersedia. (Soh Wei Wah, Membahas program pembebasan