penjara 1

Rabu, 13 September 2023

penjara 1


 (terdakwa): orang  yang telah didakwa atau diduga telah melakukan 
pelanggaran
Acquittal (pembebasan): Pelepasan terdakwa sesudah  vonis tidak bersalah 
Adjudication (Peradilan): Proses hukum penyelesaian sengketa. Pengumuman resmi 
maupun pembacaan putusan atau keputusan dalam proses pengadilan; juga penilaian 
atau keputusan yang diberikan.
Arrest (pengangkapan): penjemputan atau penahanan paksa; pemakaian kekuasaan 
untuk merampas kebebasan orang ; pengambilan atau penahanan orang  dalam 
tahanan oleh otoritas hukum, khususnya, sebagai tanggapan atas tuduhan pidana.
Bail (jaminan): proses  hukum yang dipakai  sehingga orang yang dituduh 
melakukan kejahatan dapat dibebaskan dari tahanan sebelum masalah mereka diselesaikan 
jika syarat tertentu terpenuhi. Syarat ini dirancang untuk memastikan bahwa terdakwa 
kembali ke pengadilan untuk diadili. Syarat ini biasanya melibatkan pemberian beberapa  
uang sebagai jaminan pada pengadilan, yang dapat disita negara harus bila terdakwa 
tidak kembali ke pengadilan pada waktu dan tempat yang ditentukan.
Charge (dakwaan): Sebuah tuduhan resmi terhadap orang  
Conviction (keputusan): Hasil dari penuntutan pidana yang disimpulkan dalam penilaian 
bahwa terdakwa bersalah atas kejahatan yang didakwakan.
Crime prevention (Pencegahan tindak pidana): Berbagai pendekatan yang mencegah (atau 
mengurangi) kejahatan. Mungkin termasuk pembangunan sosial, integrasi warga , 
pembaharuan perkotaan dan bekerja dengan orang tertentu yang diketahui 
rentan terhadap kejahatan, atau mungkin melakukan pelanggaran, termasuk pelaku 
dan mantan pelaku.
Criminal justice system (Sistem peradilan pidana): Praktek-praktek dan lembaga pemerintah 
yang diarahkan untuk menjunjung tinggi keselamatan publik, menegakkan hukum dan 
menjalankan keadilan.
Decriminalization (Dekriminalisasi): Penghapusan perilaku atau kegiatan yang terkait 
hukum pidana; Dekriminalisasi mungkin termasuk pengenaan sanksi dari jenis yang 
berbeda (perdata) atau penghapusan semua sanksi. Hukum lainnya (non-pidana) 
lalu dapat menata perilaku atau kegiatan yang telah dilegalkan
Defendant (tersangka): Orang yang diadili atau akan menerima hukuman
Depenalization (Depenalisasi): Sebuah pengurangan sanksi pidana yang perintahkan 
oleh hukum untuk pelanggaran tertentu.
Judicial authority (otoritas peradilan): Pengadilan, hakim atau jaksa penuntut umum. 
Imprisonment (hukuman penjara): Dalam Panduan ini istilah "hukuman penjara" telah 
dipakai  untuk merujuk pada perampasan kemerdekaan di semua tempat penahanan, 
termasuk dalam fasilitas penahanan pra-ajudikasi dan penjara. Seringkali istilah ini 
dipakai  untuk merujuk kepada perampasan kemerdekaan menyusul hukuman yang 
diberikan, di penjara.
Imprisonment rate (Tingkat hukuman penjara): Jumlah tahanan per 100.000 dari populasi 
umum.
Mitigation (Keringanan): mengurangi hukuman.
Life sentence (Hukuman seumur hidup):
Berikut ini yaitu tiga jenis utama dari hukuman seumur hidup:
• Hukuman ‘seumur hidup’ atau jangka panjang dengan penentuan jumlah
tahun, sesudah  itu tahanan dilepaskan tanpa pembatasan lebih lanjut.
• Hukuman ‘seumur hidup’ selama jumlah tahun minimum, sesudah  itu, pada
titik tertentu yang telah ditetapkan, tahanan dapat dipertimbangkan untuk 
dibebaskan.
• Hukuman penjara hingga kematian (alami), tanpa kemungkinan
pembebasan (LWOP), dan/atau dengan kemungkinan (teoritis atau realisasi) 
pengampunan.
Long-term sentence (Hukuman jangka panjang): Meskipun tidak ada definisi internasional 
mengenai hukuman jangka panjang, menurut Dewan Eropa ambang hukuman jangka 
panjang yaitu lima tahun atau lebih.
Mandatory minimum sentence (Hukuman minimum wajib): Hukuman minimum wajib 
mengacu pada hukuman tetap yang wajib diberikan kepada orang  yang dihukum 
sebab  kejahatan oleh hakim, terlepas dari kesalahan dan faktor keringanan lainnya 
yang terlibat dalam kejahatan ini .
Occupancy rate (also known as population density) (Tingkat hunian dan juga dikenal dengan 
kepadatan populasi): Ditentukan dengan menghitung rasio jumlah tahanan yang ada 
pada hari tertentu dengan jumlah tempat yang ditentukan oleh daya tamping resmi.
Offender (Pelaku): orang  yang melakukan pelanggaran
Official capacity or design capacity of a prison (Kapasitas resmi atau kapasitas desain 
penjara): Jumlah tahanan yang dapat ditampung penjara sementara menghormati 
persyaratan minimum, ditentukan terlebih dahulu, dalam hal luas lantai per tahanan 
atau sekelompok tahanan termasuk ruang akomodasi. Kapasitas resmi umumnya 
ditentukan pada saat penjara dibangun.
Operational capacity (Kapasitas operasional): Jumlah orang yang dapat ditampung di 
penjara dengan rasa aman dan diperlakukan manusiawi setiap saat. Angka ini dapat 
berubah dari waktu ke waktu bila ada perubahan yang terjadi di penjara dan saat 
sumber daya berfluktuasi.
Paralegal: orang  yang memberi bantuan hukum kepada orang mulai dari 
memberi informasi tentang hukum dan prosedur pengadilan hingga memberi 
nasihat dan bantuan dengan masalah hukum. Paralegal akan mendapatkan pelatihan 
tentang hukum tetapi tidak sampai ke tingkat pengacara yang berkualitas.
Pre-trial detainee or detainee (Tahanan pra-ajudikasi atau tahanan): Orang yang dituduh, 
dirampas kebebasannya, yang belum menerima keputusan akhir (keptusan atau vonis 
bebas) oleh pengadilan, terkait  dengan dugaan pelanggaran yang dilakukan.
Pre-trial detention (Penahanan pra-ajudikasi): Dalam Panduan ini istilah yang dipakai  
untuk merujuk pada periode selama orang  dirampas kebebasannya sebelum 
peradilan, termasuk penahanan oleh polisi, hingga keputusan dari sidang pidana, 
termasuk banding. Seringkali istilah ini dipakai  untuk merujuk pada periode sesudah  
perintah penahanan oleh otoritas peradilan, tidak termasuk periode awal penahanan 
oleh polisi atau lembaga penegak hukum lainnya.
Prison (Penjara): Istilah "penjara" dipakai  untuk merujuk kepada semua tempat 
penahanan resmi dalam sistem peradilan pidana, menahan semua tahanan, termasuk 
mereka yang ditahan selama investigasi kejahatan, sambil menunggu sidang, sesudah  
keputusan dan sebelum dan sesudah  hukuman dijatuhkan. Istilah ini tidak mencakup 
pusat penahanan yang menahan orang yang ditahan sebab  status cacat imigrasi 
mereka.
Prison density (Kepadatan penjara):Lihat Occupancy rate.
Prisoner (Tahanan): Istilah "tahanan" dipakai  untuk menggambarkan semua orang 
yang ditahan di tempat penahanan, termasuk orang dewasa dan remaja, selama 
penyelidikan kejahatan, sambil menunggu sidang, sesudah  keputusan dan sebelum dan 
sesudah hukuman. (Dalam terbitan lain istilah ini juga dipakai  untuk merujuk secara 
eksklusif terhadap orang yang telah dihukum sebab  pelanggaran dan dijatuhi 
hukuman penjara).
Prosecution (Penuntutan): Lembaga atau melakukan proses pidana terhadap orang . 
Rehabilitation (Rehabilitasi): Sebuah konsep yang luas dimana faktor-faktor yang 
mendasari sebab tindakan kriminal ditangani dan kemungkinan pengulangan tindak 
pidana berkurang, sering dipakai  secara bergantian dengan reintegrasi atau 
pengobatan. 
Re-entry: Proses dimana tahanan siap untuk kembali ke warga  saat dia telah 
menjalani hukuman penjara. 
Reoffend (Pengulangan tindak pidana): saat pelaku melakukan kejahatan baru sesudah  
didakwa dengan pelanggaran sebelumnya.
Revocation (Pencabutan): Sebuah tindakan yang dilakukan oleh badan yang kompeten 
seperti pengadilan, jaksa penuntut umum, otoritas penjara atau lembaga pembebasan 
bersyarat dalam menanggapi pelanggaran terhadap syarat yang menyertai langkah non￾penahanan. Ini mungkin melibatkan pelanggaran baru atau pelanggaran syarat teknis 
lainnya.
Sanction (Sanksi): Hukuman untuk pelanggaran pidana.
Social reintegration (Reintegrasi sosial): Reintegrasi sosial tahanan dan mantan tahanan 
mengacu pada proses dimana mereka membangun kembali kehidupan mereka sesudah  
bebas dengan cara yang positif dan dukungan yang diberikan kepada mereka selama 
proses ini, sehingga mengurangi kemungkinan mereka melakukan pengulangan tindak 
pidana.
Status penalties (Hukuman status): mengingkari hak-hak pelaku dalam warga . 
Hukuman semacam itu mungkin, misalnya, mencegah orang  yang terbukti 
melakukan penipuan untuk menduduki posisi kepercayaan sebagai pengacara atau 
direktur sebuah perusahaan. Mencegah dokter yang dihukum sebab  malpraktik medis 
untuk terus menjalankan praktek kedokteran.
Langkah non-penahanan dan sanksi
Absolute discharge (Pembebasan penuh): Pembebasan penuh yaitu istilah hukum untuk 
tindakan pengadilan yang membatalkan dasar yang mendasari masalah dalam jenis pidana 
dan beberapa gugatan perdata. Definisi sebenarnya dari jenis pembebasan ini berbeda 
secara yurisdiksi. Dalam kasus-masalah pidana dalam banyak yurisdiksi, pembebasan 
penuh yaitu pemberhentian masalah yang diberikan oleh hakim kepada terdakwa 
yang tidak bersalah yang telah diputuskan tidak bersalah. Pengarh dari pembebasan 
ini yaitu untuk membuang keputusan pidana seolah-olah itu tidak pernah terjadi. 
Catatan kriminal terdakwa ini dibersihkan dan itu seolah-olah dia tidak pernah 
didakwa atas pelanggaran. Yurisdiksi tertentu menentukan pembebasan penuh dalam 
masalah pidana berbeda. Di Inggris, misalnya, seorang terdakwa yang bersalah juga 
dapat diberikan pembebasan penuh oleh pengadilan. Inggris mengijinkan pengadilan 
membuktikan bahwa orang  mungkin bersalah sebab  melakukan kejahatan tetapi
ini  tidak dalam kepentingan umum sehingga orang ini tidak perlu 
dihukum atas perbuatannya. Dalam ini  pembebasan pelaku bisa muncul pada 
catatan kriminalnya.
Caution (Peringatan): Peringatan yang diberikan menyusul pengakuan bersalah sebagai 
alternatif penuntutan. Peringatan bisa bersifat sederhana atau bersyarat. ‘Peringatan 
sederhana’ dipakai  untuk menangani dengan cepat dan hanya dengan mereka 
yang melakukan pelanggaran ringan dan itu bukan termasuk hukuman pidana, tetapi 
biasanya akan dicatat pada basis data kepolisian. ‘Peringatann bersyarat’, orang ini 
harus memenuhi beberapa persyaratan untuk menerima peringatan ini dan untuk 
menghindari penuntutan atas pelanggaran yang dilakukan. Sama seperti peringatan, 
tapi bukan keputusan.
Community service order (Perintah pelayanan warga ): Hukuman yang dijalankan 
disajikan dalam warga  di mana pelaku melakukan pekerjaan yang tidak dibayar 
yang bermanfaat bagi warga , di bawah pengawasan.
Compensation (Kompensasi): Sebuah sanksi atau tindakan yang mewajibkan pelaku 
untuk memberi ganti rugi padai korban.
Conditional discharge (Pembebasan bersyarat): Pembebasan pelaku tanpa hukuman 
dengan syarat bahwa ia tidak melakukan pengulangan tindak pidana dalam jangka 
waktu tertentu. Jika tindak pidana dilakukan pada waktu itu maka pelaku juga dapat 
dihukum sebab  pelanggaran persyaratan pembebasan.
Discharge (Pembebasan): Pelaku didapati bersalah atas pelanggaran dan keputusan 
bersalah muncul pada catatan kriminalnya, tapi tidak ada tindakan lebih lanjut yang 
dilakukan (pembebasan penuh), atau tidak ada tindakan lebih lanjut yang dilakukan 
selama pelaku tidak melakukan tindak pidana dalam jangka waktu tertentu (pembebasan 
bersyarat).
Diversion (Pengalihan): Sebuah prosedur administrasi yang memungkinkan pelaku 
tertentu mengambil jalan pintas dalam sistem peradilan pidana resmi untuk menghindari 
penuntutan dan keputusan lebih lanjut dengan berpartisipasi dalam, misalnya, proses 
mediasi atau program pengobatan, atau dengan kompensasi korban.
Deferred sentence (Hukuman penangguhan): Keputusan diambil untuk tidak menjatuhkan 
hukuman dengan syarat bahwa pelaku melakukan beberapa tindakan, seperti menjalani 
perawatan untuk ketergantungan alkohol, ketergantungan narkoba atau menerima 
konseling psikologis. Tergantung pada hasil, pelaku mungkin tidak menerima hukuman 
formal, dan kemudian, tergantung pada yurisdiksi, tidak ada catatan kejahatan permanen 
akan dibuat.
Electronic monitoring (Alat pemantau elektronik): metode pengawasan atau melacak 
mereka yang dibebaskan sambil menunggu sidang, atau sebagai sarana menegakkan 
berbagai hukuman yang dilaksanakan dalam warga , serta dalam kaitannya 
dengan pembebasan dini. Terdakwa atau pelaku memakai tag atau gelang elektronik di
pergelangan kaki atau pergelangan tangan yang memberitahu layanan pemantau jika 
orang ini hilang selama jam malam.
Fine (Denda): Sebuah keputusan pengadilan yang mewajibkan pelaku membayar 
beberapa  uang pada pengadilan sebagai hukuman atas pelanggaran mereka.
Half-way house (Rumah singgah): Sebuah tempat tinggal, biasanya dijalankan oleh 
layanan masa percobaan atau penjara, yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan 
antara kehidupan di penjara dan kehidupan dalam warga .
Mediation (Mediasi): Sebuah cara menyelesaikan konflik atau perbedaan kepentingan 
antara pelaku dan korban. Layanan ini dapat diberikan oleh layanan masa percobaan 
atau organisasi warga  sipil atau organisasi pendukung korban.
Non-custodial measures (Langkah non-penahanan): Persyaratan yang dikenakan pada 
terdakwa dengan maksud menghindari penahanan praperadilan. Mungkin termasuk: 
usaha untuk tampil di hadapan pengadilan jika diwajibkan; tidak mengganggu saksi; 
melapor secara berkala kepada polisi atau pihak berwenang lainnya; patuh pada alat 
pemantau elektronik dan/atau jam malam atau penyerahan paspor. 
Non-custodial sanctions (Sanksi non-penahanan): Hukuman pengadilan yang dijalankan 
pelaku di warga  bukan di penjara. Melibatkan beberapa pembatasan kebebasan 
melalui pengenaan syarat dan kewajiban seperti kehadiran di program konseling atau 
pengobatan dan pengujian narkoba.
Parole or early conditional release (Pembebasan bersyarat): berarti pembebasan awal tahanan 
yang dihukum di bawah syarat pasca-pembebasan yang diindividualkan. ini  dapat 
bersifat wajib saat itu terjadi secara otomatis sesudah  periode minimum atau jumlah 
hukuman tetap telah dijalankan atau bisa bersifat diskresioner saat keputusan harus 
dibuat apakah akan membebaskan seorang tahanan secara bersyarat sesudah  periode 
tertentu hukuman telah dijalankan. Pembebasan bersyarat atau bebas bersyarat selalu 
disertai dengan syarat umum bahwa tahanan harus menahan diri terlibat dalam tindak 
kriminal. Namun, ini  tidak selalu menjadi satu-satunya syarat yang dikenakan. 
Syarat lain dapat diterapkan pada tahanan, hingga ke tingkat bahwa syarat ini 
tepat untuk keberhasilan reintegrasi sosialnya.
Remission (Remisi): Remisi hukuman yaitu  bentuk pembebasan tanpa syarat. 
Remisi biasanya diberikan secara otomatis sesudah  jumlah hukuman tetap telah 
dijalankan, bisa juga jangka waktu tetap yang dipotong dari hukuman. Kadang-kadang 
remisi dibuat bergantung pada perilaku yang baik di dalam penjara dan bisa ditarik atau 
dicabut jika tahanan tidak berperilaku baik atau melakukan pelanggaran disiplin.
Restorative justice (Peradilan restoratif): Proses yang memberi kesempatan pada korban 
untuk memberitahu pelaku tentang dampak kejahatan mereka, untuk mendapatkan 
jawaban atas pertanyaan mereka dan menerima permintaan maaf, dan memberi 
kesempatan pada pelaku untuk memahami dampak dari tindakan mereka dan untuk 
melakukan sesuatu untuk memperbaiki kerusakan ini . Peradilan restoratif dapat 
terjadi sebagai alternatif untuk penuntutan atas kejahatan yang kurang serius, saat
pelaku mengaku bersalah di pengadilan tapi sebelum hukuman, sesudah  hukuman, di 
penjara atau di warga .
Suspended sentence (Penangguhan hukuman): Bila hukuman penjara dibacakan tetapi 
pelaksanaannya ditangguhkan selama satu periode dengan syarat atau persyaratan 
yang ditetapkan oleh pengadilan. Ada dua jenis hukuman yang ditangguhkan. Seorang 
hakim mungkin tanpa syarat membebaskan terdakwa dari semua kewajiban dan 
pembatasan. Sebuah hukuman tanpa syarat yang ditangguhkan mengakhiri keterlibatan 
sistem peradilan dalam ini  dan terdakwa tidak memiliki hukuman untuk dijalankan. 
Namun, keputusan pidana terdakwa akan tetap menjadi bagian dari catatan publik. 
Seorang hakim juga dapat memberi hukuman bersyarat yang ditangguhkan. Jenis 
hukuman yang menangguhkan eksekusi hukuman selama terdakwa menunjukkan 
perilaku baik. Sebagai contoh, jika orang  dihukum sebab  mengutil untuk pertama 
kalinya, hakim bisa menjatuhkan tiga puluh hari penahanan sebagai hukuman dan 
lalu menangguhkan penjara dengan syarat bahwa terdakwa tidak melakukan 
tindak pelanggaran hingga tahun berikutnya. sesudah  tahun berlalu tanpa insiden, 
hukuman dibatalkan. Namun, jika terdakwa melakukan kejahatan lain, hakim berhak 
untuk mencabut penangguhan dan mewajibkan terdakwa menjalnkan masa tiga puluh 
hari di penjara.


ADR Alternative Dispute Resolution (Alternatif Penyelesaian Sengketa)
AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome (Sindrom defisiensi kekebalan)
CCR Correction and Rehabilitation Centre (Pusat Rehabilitasi dan 
Pewarga an)
CDT Commission for the Discussion of Drug Addiction (Komisi Pembahasan 
Pecandu Narkoba)
CHRI Commonwealth Human Rights Initiative (Pemrakarsa Hak Asasi Manusia 
Persemakmuran)
CPT European Committee for the Prevention of Torture and Inhuman or Degrading 
Treatment of Punishment (Komite Eropa untuk Pencegahan Penyiksaan 
dan Perlakuan Hukuman yang Merendahkan dan tidak Manusiawi)
CRC United Nations Convention on the Rights of the Child (Konvensi PBB tentang 
Hak Anak)
HIV Human Immunodeficiency Virus (Virus defisiensi kekebalan pada 
manusia)
HCV Hepatitis C virus (Virus Hepatitis C)
HRC Human Rights Council (of the United Nations) (Dewan HAM (PBB))
ICCPR International Covenant on Civil and Political Rights (Kovenan Internasional 
tentang Hak Sipil dan Politik)
ICPS International Centre for Prison Studies (Pusat Internasional untuk Penelitian 
Penjara)
ICRC International Committee of the Red Cross (Komite Internasional Palang 
Merah)
ILANUD United Nations Latin American Institute for the Prevention of Crime and the 
Treatment of Offenders (Institut American Latin PBB untuk Pencegahan 
Kejahatan dan Perlakuan terhadap Pelaku Pelanggaran)
LWOP Life without parole (seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat)
MCC Model Criminal Code for Post-Conflict Countries (Contoh KUHP untuk 
Negara-negara Pasca-Konflik)
NGO Non-governmental organization (Lembaga Swadaya warga )
NPM National Preventive Mechanism (proses  Preventif Nasional)
OAS Organization of American States (Organisasi Negara-negara Amerika)
OECD Organisation for Economic Co-operation and Development (Organisasi 
Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan)
OPCAT Optional Protocol to the Convention against Torture (Protokol Opsional bagi 
Konvensi Menentang Penyiksaan)
OSI Open Society Institute (Lembaga warga  Terbuka)PASI Paralegal Advisory Service Institute (Lembaga Layanan Penasihat 
Hukum)
PRI Penal Reform International (Reformasi Hukuman Pidana Internasional)
REPLACE Rights Enforcement and Public Law Centre (Penegakan Hak dan Pusat 
Hukum Publik)
SMR Standard Minimum Rules for the Treatment of Prisoners (Aturan Standar 
Minimum Perlakukan pada Tahanan)
TB Tuberkulosis 
UNICEF United Nations Children’s Fund (Dana anak-anak PBB)
UNODC United Nations Office on Drugs and Crime (Kantor PBB untuk Narkoba 
dan Kejahatan)
USIP United States Institute of Peace (Lembaga Perdamaian AS)
WHO World Health Organization (Organisasi Kesehatan Dunia)






Kapasitas penjara mengacu pada jumlah tahanan bisa ditampung dalam suatu tempat 
penahanan berdasar standar yang ditetapkan dalam undang-undang nasional, 
peraturan atau dokumen pedoman lainnya. Bagian I, Bab A membahas masalah ini 
lebih lengkap termasuk spesifikasi yang direkomendasikan dalam ini .
Saat ini, secara luas diterima bahwa peningkatan kapasitas penjara tidak, 
dengan sendirinya, yaitu  strategi berkelanjutan untuk memerangi 
kepadatan penjara. Seperti telah ditekankan oleh banyak komentator, "di 
mana ada penjara mereka akan terisi" dan dalam jangka waktu panjang, 
ekspansi konstan dari lahan penjara bahkan dapat memicu peningkatan 
dalam hukuman penjara. Perhatian khusus harus menjadi bukti bahwa
bantuan jangka pendek terhadap kepadatan yang ditawarkan oleh struktur baru 
mungkin kenyataannya malah menunda pembahasan tentang penyebab kepadatan. 
Pihak berwenang disarankan untuk memberi pertimbangan terhadap strategi lain 
yang diuraikan di seluruh Panduan ini, dengan mempertimbangkan keadaan dan 
tantangan spesifik yang dihadapi oleh negara yang bersangkutan, sebelum perluasan 
lahan penjara direncanakan. jika perluasan penjara diusulkan dan diterima 
dalam jangka pendek, pertimbangan terhadap kedudukannya dalam kebijakan 
dan perencanaan jangka panjang harus berlanjut, dan berbagai macam pilihan 
dipertimbangkan.
Pada saat yang sama, harus diakui bahwa standar minimum yang mengharuskan 
tahanan ditahan dalam kondisi yang menghargai martabat manusia, harus tercermin 
dalam rancangan dan manajemen pendekatan setiap penjara baru atau bagian dari 
penjara. Yang paling penting yaitu standar ini menyangkut kesehatan, gizi 
dan akses terhadap air. Selain itu, sebuah sistem untuk memastikan akuntabilitas 
pengelolaan penjara untuk mempertahankan standar tertentu juga diperlukan. Sistem 
akuntabilitas juga harus memungkinkan penentuan kapan perbaikan dibutuhkan, kapan 
air, sanitasi, perawatan kesehatan dan layanan lainnya perlu ditingkatkan dan kapan 
ruang dan layanan tambahan perlu diberikan. ini  dianggap praktik yang baik dalam 
pengawasan semacam itu untuk dijadikan kegiatan rutin, sebagai bagian dari proses 
perencanaan strategis secara keseluruhan untuk membantu mengembangkan kebijakan 
yang efektif dan berkelanjutan.
Di negara-negara paska-konflik, di mana sistem dan infrastruktur penjara cenderung 
telah hancur, mungkin ada tekanan untuk membangun penjara baru untuk memastikan 
bahwa mereka yang dipenjara ditahan dalam hunian yang memenuhi persyaratan standar 
internasional. Dengan tidak adanya penjara yang memenuhi persyaratan ini dan 
tanpa pembentukan pelayanan penjara profesional, tahanan mungkin akan mengalami 
kondisi yang mengerikan dan juga kekerasan, ditahan dalam tahanan tidak resmi dan/
atau swasta, di bawah kendali badan militer atau lainnya. Namun, bangunan penjara 
bahkan dalam keadaan kebutuhan yang akut harus dijalankan dengan hati-hati, sebagai 
bagian dari paket komprehensif yang mencakup rehabilitasi dan reformasi sistem 
peradilan pidana secara keseluruhan.Dalam semua hal penting bahwa proses penilaian dan perencanaan yang tepat terjadi 
sebelum bangunan apapun didirikan untuk memastikan bahwa sumber daya yang 
berharga tidak terbuang dalam jangka panjang, dengan membangun penjara yang tidak 
cocok dalam lingkungan atau budaya tertentu atau yang tidak mencerminkan nilai-nilai 
inti dan prinsip manajemen dimana sistem penjara siap beroperasi.
Bab ini memberi gambaran singkat tentang pertimbangan utama, termasuk 
faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menilai kebutuhan perbaikan atau 
pembangunan penjara. Bab ini juga memberi gambaran tentang langkah-langkah 
yang dapat diambil untuk meningkatkan kapasitas penjara dengan meningkatkan 
pengelolaan ruang penjara. Isu-isu yang sama juga dibahas dalam terbitan ICRC Water, 
Sanitation, Health and Habitat in Prisons ‘Supplementary Guidance’, 2012 (Air, Sanitasi, 
Kesehatan dan Habitat di Penjara ‘Panduan Tambahan’), yang memberi panduan 
operasional praktis bagi mereka yang terlibat dalam pemberian nasihat dan pelaksanaan 
keseluruhan persoalan dalam pembuatan kapasitas. ini  juga menjadi pengamatan 
berulang oleh ICRC, selama bertahun-tahun, bahwa sulit untuk mengelola fasilitas 
seringkali yaitu  hasil dari perencanaan yang lemah. Khususnya, kurangnya 
proses perencanaan komprehensif, yang menghilangkan langkah-langkah dalam proses 
dan tidak melibatkan kisaran keahlian yang diperlukan, semuanya terdengar mustahil 
untuk membangun fasilitas yang sesuai dengan standar internasional dan memenuhi 
kebutuhan tahanan dan staf.
1. Penilaian dan perencanaan
Cara sistem penjara berkembang dipengaruhi oleh kebijakan peradilan pidana, yang, 
pada gilirannya, dipengaruhi oleh politik, budaya dan nilai-nilai yang dominan dalam 
warga  di mana sistem itu berada, seperti tujuan yang ditekankan dari bab-bab 
sebelumnya. Dengan demikian, semua keputusan penting tentang manajemen dan 
reformasi sistem penjara, termasuk yang berkaitan  dengan memperbarui atau 
memperluas lahan penjara, harus dilakukan dalam konteks kerangka yang lebih luas. 
Untuk membuat ini  mungkin, perlu ada proses perencanaan yang luas dan dinamis, 
yang dapat mendukung pengambilan keputusan dan peninjauan yang akurat dan 
memodifikasi keputusan secara teratur. ini  dinamakan perencanaan strategis.
Titik awal dari suatu proses perencanaan, jika belum dilakukan, harus menentukan 
nilai-nilai inti dari seluruh sistem peradilan pidana di mana penjara ada di dalamnya dan 
tujuan dari sistem itu. Nilai-nilai inti dan tujuan ini harus dipandu oleh standar dan 
norma-norma internasional dan regional. Dengan demikian, mereka akan mencakup 
tujuan untuk memakai  penjara secara hemat, seperti yang direkomendasikan oleh 
standar ini , serta memastikan bahwa tahanan ditampung dalam lingkungan di 
mana martabat manusia mereka dihormati dan reintegrasi sosial mereka didukung. 
Keputusan untuk membarui atau membangun penjara baru harus sesuai dengan nilai￾nilai inti ini . 
Sangat penting bahwa proses perencanaan selalu dimulai dengan penilaian awal 
terhadap fasilitas dan kemampuan yang ada. Penilaian semacam itu harus melihat 
tidak hanya pada sistem penjara, tetapi juga pada sistem sanksi non-penahanan dan 
langkah-langkah dalam mengembangkan keseluruhan pemahaman dari sistem sanksi. 
ini  memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk membuat hubungan yang lebih baik antara kedua sistem, baik pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan, dari 
kerangka legislatif dan peraturan untuk memperkenalkan dan meningkatkan layanan. 
Membentuk hubungan ini akan membantu menentukan respon yang benar yang 
akan membawa pada perubahan jangka panjang. Misalnya, penilaian penjara sendiri 
dapat mengidentifikasi bahwa ada banyak tahanan dengan ketergantungan narkoba 
di penjara tetapi kurangnya layanan dan program perawatan. Dengan tidak adanya 
penilaian yang lebih luas, respon mungkin berfokus secara eksklusif pada peningkatan 
pelayanan dan program pengobatan di penjara. Namun, jika penilaian mencakup jenis 
pelanggaran yang dilakukan para tahanan ini, kerangka hukum dan kebijakan hukuman 
dalam yurisdiksi tertentu, termasuk dalam kaitannya dengan narkoba, dan ketersediaan 
layanan pengobatan di warga , respon mungkin menjadi keputusan untuk mengubah 
kerangka hukum dan kebijakan hukuman dalam memungkinkan pengalihan orang 
dengan ketergantungan obat yang telah melakukan pelanggaran ringan pada pelayanan 
warga  dan untuk meningkatkan pelayanan dalam warga  bagi pengobatan 
ketergantuangan narkoba. Jika ini tercapai, maka akan ada beberapa  kecil orang di 
penjara dengan kebutuhan perawatan ketergantungan narkoba dan pihak berwenang 
tidak perlu merencanakan perluasan besar-besaran terhadap layanan dan program 
berbasis penjara. Dengan kata lain, penilaian skala luas yang meliputi sistem sanksi 
secara keseluruhan dapat mempengaruhi kebijakan. Dengan cara ini pengembangan 
kebijakan pengelolaan penjara tidak hanya akan reaktif, tetapi juga proaktif.
Demikian pula, saat merencanakan pemeliharaan, memperbarui dan perluasan lahan 
penjara diletakkan dalam konteks yang lebih luas, hubungan antara kepadatan dan 
praktek pengelolaan penjara juga akan menjadi lebih jelas. Dalam perspektif yang lebih 
luas, respon terhadap kepadatan mungkin untuk meningkatkan pemakaian metode 
pembebasan dini (awal) dan pemindahan ke penjara dengan keamanan yang tak terlalu 
ketat dibandingkan membangun penjara dengan kapasitas baru, jika penilaian juga telah 
mengidentifikasi bahwa kesempatan-kesempatan semacam itu tidak dimanfaatkan. 
(Lihat bab G, sub bab 1.1)
1.1 Memperkirakan pertumbuhan jumlah tahanan dan pelaku tindak pidana
Salah satu elemen kunci dari proses penilaian dan perencanaan yaitu identifikasi 
kecenderungan masa lalu dan masa depan yang akan berdampak pada jumlah 
tahanan dalam fasilitas penahanan dan pelaku tindak pidana yang menjalani sanksi 
warga .
• Metodologi yang paling dapat diandalkan untuk menentukan perkiraan
pertumbuhan jumlah tahanan dan pelaku yaitu pertama-tama melihat 
kecenderungan pertumbuhan di masa lalu dan memperkirakan 
kemungkinannya di masa depan.
• lalu perlu menentukan dampak dari perubahan kebijakan dan
perundang-undangan, serta realitas politik di suatu negara atau wilayah dan 
menyesuaikan perhitungan kecenderungan masa depan yang sesuai.
Harus ada perspektif perencanaan tiga hingga lima tahun yang akan membantu 
administrator penjara untuk memutuskan apakah kapasitas baru itu diperlukan, rencana 
singkat hingga jangka menengah untuk perluasan kapasitas penjara melalui berbagai 
metode awal memanfaatkan fasilitas yang ada dan jika diperlukan, mengembangkan
pilihan untuk perluasan dan pembangunan penjara baru di masa mendatang. sebab  
penjara baru biasanya memakan waktu setidaknya tiga tahun untuk merancang dan 
membangun dan harus bertahan selama puluhan tahun, telah disarankan bahwa 
rencana negara atau bangsa harus diarahkan sejauh mungkin. Banyak pemerintah 
telah menemukan bahwa periode 10 tahun tepat untuk memproyeksikan kebutuhan 
dan memiliki cukup waktu untuk "menghemat" dana besar yang dibutuhkan untuk 
membangun beberapa fasilitas baru.
Dalam situasi konflik, perencanaan jangka panjang yaitu jarang menjadi hal yang 
mungkin atau tepat. Dalam situasi krisis, terutama di mana perubahan mendadak 
bisa terjadi misalnya penangkapan dan penahanan masal atau bencana alam, rencana 
darurat harus dilaksanakan. Situasi sementara semacam ini seharusnya tidak menjadi 
dasar perencanaan jangka panjang sebab  halangan ini seringkali dengan cepat diatasi 
oleh keputusan eksekutif untuk melepaskan sebagian besar mereka yang ditahan dalam 
keadaan seperti itu. 
Perkiraan harus diperbarui secara teratur dengan memakai  metodologi yang sama, 
sebab  ini  memberi dukungan administrator dan keuangan dengan kemampuan 
perencanaan dan membuat keputusan yang tepat mengenai penyesuaian kebijakan sistem 
peradilan pidana, termasuk identifikasi strategi alternatif dan kapasitas penjara.
Komponen lain dari penilaian komprehensif 
Agar keputusan strategis memungkinkan perencanaan yang efektif untuk rencana 
jangka pendek, menengah dan jangka panjang dalam mengurangi kepadatan, penilaian 
akan menjadi praktik yang baik bila juga mencakup: 
• Kerangka legislatif yang berlaku untuk penahanan dan sanksi pidana
praperadilan, serta kecenderungan hukuman dan pemakaian penahanan 
pra-ajudikasi dalam realitanya; 
• Profil pelaku,termasuk pelanggaran yang dilakukan,hukuman yang dijatuhkan,
rehabilitasi dan kebutuhan pengobatan, jenis kelamin dan profil usia;
• Penilaian dari semua lembaga dalam sistem penjara untuk menentukan
kapasitas, populasi sebenarnya, kondisi, kekurangan dan potensi di setiap 
penjara individu; 
• Penilaian terhadap organisasi, infrastruktur dan implementasisistem tindakan￾tindakan non-penahanan dan sanksi;
• Biaya hukuman penjara di lembaga-lembaga yang berbeda, berbagai sanksi
dan langkah-langkah warga , biaya estimasi perbaikan penjara yang perlu 
diperbarui, perkiraan biaya membangun penjara baru dan pemeliharaannya, 
termasuk biaya layanan dan program yang perlu disediakan.
Menentukan Strategi
Langkah lalu bagi para pengambil keputusan yaitu memutuskan respon strategis 
terhadap data yang disajikan. Dengan demikian proses konsultasi sangat diinginkan 
untuk memastikan bahwa strategi diputuskan sejalan dengan kenyataan dan sumber 
daya yang tersedia dalam jangka pendek, menengah dan panjang dan bahwa hal itu 
diterima oleh semua aktor yang terlibat.
Konsultasi ini akan melibatkan lembaga-lembaga peradilan pidana dan aktor kunci, 
perwakilan dari kementerian yang bertanggung jawab dalam menyediakan layanan seperti 
perawatan kesehatan, pendidikan, pelatihan kejuruan, pekerjaan, penyedia layanan di 
warga , profesional kesehatan, psikolog, pekerja sosial, ahli keamanan penjara 
dan perwakilan dari warga  sipil. Anggaran dan keuangan kementerian juga harus 
dilibatkan. Tingkat kepercayaan yang diletakan pada pemakaian penjara dibandingkan 
dengan pemakaian pengawasan dan sanksi berbasis warga  harus didiskusikan 
dan disepakati selama proses konsultatif ini. Proses ini akan menentukan pendekatan 
dan arah rencana; keseimbangannya antara perampasan kemerdekaan dan pengawasan 
warga ; dan dukungannya terhadapi "nilai-nilai inti dan tujuan" ditentukan pada 
awal proses. Memiliki biaya aktual dan perkiraan biaya yang tersedia bagi pengambil 
keputusan akan menjadi nilai keputusan strategis yang terlalu besar untuk didasarkan 
pada realitas sumber daya. ini  juga bisa memberi dorongan tambahan pada 
preferensi terhadap tindakan non-penahanan, dengan mempertimbangkan biayanya 
yang lebih rendah.
Dalam memutuskan apakah akan membangun penjara baru, menambah atau membarui 
yang sudah ada atau justru tidak membangun, isu-isu berikut harus dipertimbangkan:
• Jika tingkat hunian penjara tinggi, jumlah tahanan pra-ajudikasi besar dan/
atau pertumbuhan dan pertumbuhan yang diharapkan dari populasi penjara 
signifikan (misalnya lebih tinggi dari pertumbuhan demografi populasi umum), 
memperluas kapasitas penjara mungkin diperlukan, sebagai salah satu unsur 
dari strategi untuk mengurangi penjara yang padat.
• Dalam kasusini , dan berdasar hasil dari penilaian awal, pertimbangan
pertama harus diberikan untuk mengembangkan kebijakan dan strategi 
mengurangi jumlah tahanan yang ada, beberapa di antaranya telah diusulkan 
dalam Panduan ini.
• Bila kepadatan telah mencapai tingkat kritis (kadang-kadang dianggap
sama dengan 120 persen) dan perlu dikurangi segera untuk menghindari 
krisis besar, pembangunan penjara baru tidak akan efektif dalam memenuhi 
kebutuhan langsung, mengingat bahwa membangun fasilitas baru akan 
memakan waktu sekitar tiga tahun. Pilihan lain, seperti amnesti, pedoman 
pembebasan dini dan redistribusi tahanan dalam sistem penjara perlu 
dipertimbangkan, serta perluasan kapasitas penjara. 
• Memperluas ruang dalam fasilitas yang sudah ada: Bila keputusan strategis 
untuk memperluas kapasitas penjara telah diambil, pertimbangan utama 
dalam perencanaan yaitu untuk menentukan apakah lebih layak untukmenambah penjara yang sudah ada atau membangun penjara baru. Ukuran 
yang direncanakan dari setiap kapasitas penjara yang diperluas dapat 
mempengaruhi keputusan ini seperti penilaian apakah fasilitas yang sudah 
ada dapat terpelihara dengan baik di masa depan dan memiliki sisa umur 
yang cukup bermanfaat untuk tujuannya. Perluasan yang terbatas mungkin 
sebaiknya diwujudkan dengan memaksimalkan pemakaian ruang penjara 
yang ada dengan meningkatkan pengelolaan kapasitas penjara 
• Membangun penjara baru: Jika fasilitas penjara yang ada (semua atau sebagian) 
dalam kondisi buruk, tidak menyediakan akomodasi yang sesuai dengan standar 
internasional, dan jika kondisi ini diperparah oleh tingkat kepadatan, 
jelas pertimbangan perlu diberikan untuk memperbarui dan memperluas 
fasilitas. Pertimbangan ini mungkin termasuk membangun fasilitas baru 
dan menutup yang sudah ada yang tidak dapat menyediakan fasilitas yang 
memadai sebab  lokasi, ciri desain, kurangnya sumber air yang cukup dan 
listrik, dll.
• Mungkin juga perlu membangun penjara baru jika distribusi geografis penjara
yang ada tidak menjamin bahwa para narapidana ditahan dekat dengan 
rumah mereka, sampai pada tingkat yang mungkin, atau jika itu mengarah 
pada kepadatan di beberapa fasilitas, dengan redistribusi tahanan di antara 
fasilitas yang berbeda tidak menjadi pilihan yang tepat (misalnya sebab  itu 
berarti bahwa mereka akan berada jauh dari rumah mereka, bahwa lokasi para 
tahanan pra-ajudikasi tidak cukup dekat dengan pengadilan).
• Di negara-negara pasca-konflik, sistem penjara keseluruhan, dengan beberapa 
penjara dengan tingkat keamanan yang berbeda, mungkin perlu dibangun 
kembali untuk memastikan bahwa tahanan yang ditampung dalam kondisi 
baik.
• Biaya: Umumnya biaya pembangunan penjara mahal dan sangat penting 
bahwa pertimbangan yang cermat perlu ditujukan pada biayanya, termasuk 
biaya yang sedang dipakai  untuk memelihara dan mengoperasikan fasilitas. 
Penting untuk mengembangkan analisis biaya terhadap perkiraan umur 
bangunan tambahan atau bangunan penjara baru. ini  akan memungkinkan 
badan pendanaan atau pemerintah memperoleh pemahaman yang mendalam 
tentang berbagai komponen biaya, pemicu biaya, dan kebutuhan yang ada saat 
ini. 
• Sementara kepentingan ekonomi memerlukan biaya yang harus diminimalkan,
keputusan untuk meningkatkan infrastruktur penjara harus disertai dengan 
penyediaan dana yang memadai untuk memastikan pelaksanaan yang 
efektif dari kebijakan dan prinsip desain yang baik, termasuk yang 
berkaitan  dengan penciptaan penjara yang memberi kondisi penjara 
yang dapat diterima dan mendukung kesejahteraan mental dan reintegrasi 
sosial yang efektif.Memaksimalkan pemakaian kapasitas penjara yang sudah ada 
 Memaksimalkan kapasitas dalam sistem penjara
Dalam banyak sistem penjara, kepadatan dialami dalam beberapa penjara yang terletak 
di pusat kota, dalam fasilitas penahanan pra peradilan atau penjara dengan tingkat 
kemanan tinggi, sedang  penjara dengan tingkat keamanan rendah, penjara terbuka 
dan semi terbuka mungkin kurang dimanfaatkan. Penjara dengan tingkat kemanan 
tinggi sangat mahal dalam pemeliharaan dan pengoperasian. Di banyak negara, tahanan 
yang tinggal dalam fasilitas ini telah dialokasikan di sana berdasar kejahatan 
yang mereka lakukan dan bukan atas dasar penilaian yang tepat pada risiko keamanan 
mereka.
Jadi, jika kepadatan dialami di beberapa penjara, tapi tidak pada penjara lain, langkah￾langkah berikut dapat dipertimbangkan:
• berdasar penilaian risiko mereka, para tahanan yang dipilih dapat
dipindahkan ke penjara dengan tingkat keamanan yang lebih rendah, 
untuk mengurangi kepadatan yang dirasakan dalam penjara dengan tingkat 
keamanan yang lebih tinggi, dan juga menyediakan kondisi yang lebih baik 
untuk reintegrasi sosial tahanan. 
• Dalam konteks ini, penjara terbuka dan semi terbuka lebih banyak dipakai ,
di mana para tahanan dapat memiliki hubungan yang lebih dekat dengan 
warga  dan di mana kesempatan kerja mereka dapat ditingkatkan dengan 
pekerjaan di luar penjara. 
• Dalam mengambil langkah-langkah yang disarankan di atas, penting untuk
tidak memindahkan tahanan lebih jauh dari rumah mereka, yang akan 
membatasi kunjungan keluarga, dan tidak untuk memindahkan tahanan 
pra-ajudikasi lebih jauh dari pengadilan yang bertanggung jawab atas masalah 
mereka.
 Memaksimalkan kapasitas dalam penjara individu
Otoritas penjara juga dapat mengambil beberapa  langkah untuk meringankan kepadatan 
dalam penjara mereka, di mana semua langkah-langkah lain, seperti transfer ke penjara 
lain, memaksimalkan pemakaian metode pembebasan dini dan cuti penjara  sudah dipakai .
• Semua bangunan yang mampu dipakai  sebagai tahanan diperiksa dan
dilakukan perbaikan hingga kondisinya layak untuk untuk dijadikan tempat 
tinggal. Pengalaman menunjukkan bahwa dengan modifikasi sederhana 
atas ruang yang tidak terpakai atau ruang yang dipakai  untuk tujuan 
lain dapat diubah menjadi hunian tempat tinggal. Dengan demikian, harus 
ada pertimbangan yang matang terhadap keuntungan dan kerugian dari 
penempatan kembali bangunan yang sudah ada. Misalnya, mengubah bengkel 
menjadi asrama akan meningkatkan daya tampung namun mengorbankan 
peluang aktivitas. Bila bangunan yang diubah menjadi penampungan manusia, 
maka harus dilakukan sesuai dengan aturan-aturan yang berkaitan dengan 
kebersihan, keamanan, ventilasi, pencahayaan dan akses ke fasilitas sanitasi.
Tahanan bisa didistribusikan dalam penjara dengan lebih bijaksana. Misalnya,
tahanan berisiko rendah dapat ditampung di area yang tingkat pengamanannya 
kurang, tahanan yang diizinkan untuk menghabiskan periode terpanjang di 
luar sel dapat ditampung di area-area yang paling padat dari penjara, sebagai 
langkah jangka pendek, sementara langkah-langkah lain diambil untuk 
mengurangi kepadatan semacam itu.
Tempat menyimpan barang-barang pribadi dapat diperbaiki dan tempat tidur susun 
dapat diperkenalkan untuk menambah ruang yang tersedia dalam sel dan asrama. Bila 
tempat tidur susun dipakai  maka harus diperhatikan bahwa semua tahanan memiliki 
akses ke ventilasi yang memadai dan keseluruhan ruang yang tersedia dalam sel tetap 
dalam kondisi yang disarankan. Lihat Komite Internasional Palang Merah (ICRC), 
4. Mengembangkan sebuah rencana induk 
Jika keputusan diambil untuk membangun penjara baru, program perluasan yang 
diusulkan harus konsisten dengan ketentuan dari keseluruhan rencana induk untuk 
sistem penjara, di bila ada, yang memberi petunjuk keseluruhan pada arah, kebijakan, 
strategi bangunan, panduan lokasi dan target anggaran untuk membantu desain 
arsitektur, perbaikan dan pembangunan setiap fasilitas yang akan datang, tergantung 
pada hasil penilaian dan keputusan strategis. Bila rencana ini tidak ada, praktek 
yang baik akan mendorong pengembangan rencana ini yang lalu dapat 
dipakai  untuk menginformasikan proposal khusus untuk perluasan kapasitas.
Pengembangan rencana induk mencakup langkah-langkah berikut:
• Menentukan nilai-nilai inti yang menjadi dasar keputusan departemen penjara
tentang sistem pengelolaan dan pengembangan.
• Menentukan tujuan sistem penjara dan masing-masing penjara.
• Melakukan penilaian kebutuhan untuk menentukan kapasitas dan kemampuan
lembaga yang ada dan menganalisis populasi dan kecenderungan penjara 
• Membuat rencana dari seluruh sistem sanksi (penjara dan sanksi non￾penahanan) untuk memastikan strukturnya menyediakan berbagai fungsi 
dan kapasitas penjara, serta pilihan tugas pelaksanaan sanksi non-penahanan, 
melayani kelompok yang berbeda atau klasifikasi tahanan.
Proses penyusunan rencana induk awal akan bergantung pada berbagai faktor termasuk 
jumlah penjara dalam sistem serta pengetahuan personil kunci yang terlibat dalam 
proses perencanaan. Rencana induk harus diperbarui setiap tahun.

Strategi manajemen untuk penjara 
Bila sistem penjara sedang didirikan kembali atau secara substansial diperbarui, ada 
kebutuhan untuk pengembangan strategi yang komprehensif dalam memandu proses 
perubahan. 
Strategi pengelolaan sistem penjara harus dikembangkan oleh tim multidisiplin dan 
harus mencakup:
• Tujuan sistem penjara dan filosofi yang ditekankan
• Layanan dan fasilitas disediakan di setiap penjara dan hubungan fungsional di
antaranya.
• Kebijakan operasional kunci mencakup sistem dan waktu pengoperasian,
pendekatan pengawasan dan keamanan
• Jumlah dan jenis tahanan.
• Berbagai program dan aktivitas yang diusulkan
• Layanan dan fasilitas dalam setiap hunian dan sel.
• Ukuran total penjara dalam parameter eksternal, ukuran hunian asrama,
ruangan dan sel.
• Anggaran proyek dan jadwal pembangunan rancangan
• Struktur manajemen, struktur organisasi staf dan jumlah staf (penahanan,
administrasi, program, industri, kesehatan, pemeliharaan dll).
Pentingnya menjelaskan pengoperasian sistem penjara yaitu untuk memastikan bahwa 
rancangannya mendukung operasi, bukan rancangan yang mengarah ke modifikasi dalam 
operasi, sebab  itu merusak refleksi dari nilai-nilai inti dan pencapaian tujuan.
. Prinsip perencanaan kunci 
Menurut standar internasional dan praktik manajemen penjara yang baik, prinsip utama 
yang perlu dipertimbangkan selama proses perencanaan meliputi hal-hal berikut ini.
. Lingkungan yang tidak terlalu membatasi 
Rencana induk harus menyediakan berbagai fungsi dan kapasitas penjara bagi sistem 
penjara yang melayani kelompok yang berbeda atau klasifikasi tahanan, berdasar 
pada prinsip penampungan tahanan dalam lingkungan yang tidak terlalu membatasi, 
dipandu oleh penilaian dan klasifikasi individu mereka. Prinsip ini berarti bahwa sebagian 
besar tahanan dapat ditahan dalam penjara dengan tingkat keamanan menengah hingga 
rendah dan beberapa  besar tahanan mungkin akan ditahan di penjara semi terbuka 
dan terbuka. Penjara ini sering kurang dimanfaatkan, bukan sebab  faktor risiko 
obyektif, dan peningkatan pemakaian mereka harus berada di antara pilihan yang 
dipertimbangkan.

Sebuah penilaian risiko tahanan yang tepat, dilakukan berdasar kriteria dan peralatan 
penilaian yang dapat diandalkan, memungkinkan manajemen penjara mengidentifikasi 
tahanan yang huniannya berada dalam fasilitas dengan tingkat keamanan yang tinggi 
benar-benar terjustifikasi. Mereka yaitu  jumlah yang sangat kecil dari total 
populasi penjara. 
Penerapan prinsip ini akan memastikan bahwa masih ada dana tersisa, sebab  biaya 
dalam pembangunan, pemeliharaan dan pengoperasian penjara dengan tingkat 
keamanan rendah cenderung rendah. 
. Lokasi
Menempatkan penjara dalam jarak yang masuk akal dan memiliki hubungan dekat 
dengan warga  dimana memiliki ikatan terdekat dengan tahanan dianggap sebagai 
praktik yang baik. ini  memungkinkan adanya fasilitasi kontak yang berlangsung 
antara tahanan, keluarga dan komunitas mereka yang yaitu  syarat penting untuk 
rehabilitasi yang efektif. Penjara juga harus dekat dengan pasokan air dan jaringan listrik 
yang memadai. Harus ditempatkan dekat dengan pusat kota, yang dapat menyediakan 
beberapa  layanan yang sesuai dari lembaga-lembaga negara dan warga  sipil, 
termasuk perawatan kesehatan, pendidikan dan pelatihan kejuruan bagi tahanan, serta 
sekolah-sekolah bagi keluarga staf.
Sebuah penjara yang ditujukan untuk tahanan pra-ajudikasi harus terletak dekat dengan 
pengadilan di mana masalah mayoritas tahanan akan disidang.
Lokasi terpencil yang mungkin menawarkan harga lahan yang lebih murah, mungkin 
terbukti menjadi kurang ekonomis dalam jangka panjang, sebab  akan ada biaya tinggi 
untuk transportasi barang dan jasa, kebutuhan mensubsidi biaya hunian staf atau 
memberi insentif bagi staf untuk hidup di daerah terpencil, kesulitan yang dihadapi 
dalam pelayanan (pendidikan, kesehatan, medis, darurat) yang dibutuhkan di penjara 
dan biaya yang dikeluarkan untuk menarik minat staf ahli datang ke lokasi terpencil.
Selain itu, staf yang pindah ke daerah-daerah terpencil sering mengalami tingkat stres 
yang tinggi dan absen dari tugasanya, terutama saat mereka terpisah dari keluarga 
mereka.
. Ukuran
SMR menyatakan bahwa: "diharapkan bahwa jumlah tahanan di pewarga an￾pewarga an tertutup tidak boleh terlalu besar sebab  bisa mengahalangi pengobatan 
individualisasi. Di beberapa negara dipercaya bahwa populasi pewarga an ini 
tidak boleh melebihi angka lima ratus. Dalam penjara terbuka, populasinya harus sekecil 
mungkin." Dan "Di sisi lain, ada keinginan untuk mempertahankan penjara yang 
begitu kecil dimana fasilitas yang tepat tidak dapat disediakan."
Sementara pertimbangan keuangan jangka pendek telah memicu banyak yurisdiksi 
memilih lebih banyak penjara yang besar untuk menghemat biaya infrastruktur dan layanan, sedang perencanaan jangka panjang yang mempertimbangkan tujuan 
keseluruhan dari sistem peradilan pidana, lebih memilih penjara yang lebih kecil. 
Secara umum dipercaya bahwa penjara yang lebih kecil cocok untuk mendukung 
kesejahteraan mental dan reintegrasi sosial. Komentator telah menyarankan jumlah 
tahanan maksimum antara 100 dan 600. Jauh di atas ukuran ini, dinyatakan bahwa 
pengawasan ketat dan konsentrasi yang berlebihan pada rutinitas tidak akan terelakkan, 
anonimitas dijaga dan lingkungan penjara akan cenderung ke arah pelembagaan yang 
lebih ektensif, pengabaian dan keamanan yang kejam. Penelitian menunjukkan bahwa 
penjara yang lebih kecil lebih cocok untuk penerapan prinsip manajemen penjara yang 
konstruktif, menyediakan lingkungan di mana kebutuhan reintegrasi sosial narapidana 
dapat lebih efektif dipenuhi dan hubungan positif antara tahanan dan staf dapat dibina, 
yang yaitu  elemen penting dari keamanan yang dinamis.
Meskipun sulit untuk diukur dalam jangka panjang, penjara yang lebih kecil yang 
mendukung reintegrasi sosial atau setidaknya mengurangi bahaya dalam penjara, 
memiliki  kemungkinan menghemat dana dengan cara berkontribusi terhadap 
perpindahan tempat tinggal dan sebab  itu mengurangi pengulangan tindak pidana.
. Sistem sanksi warga 
Rencana induk juga harus mencakup ketentuan sistem sanksi warga , termasuk 
layanan dan program pengobatan yang akan diberikan untuk beberapa  orang yang 
diperkirakan menerima sanksi non-penahanan, sesuai keputusan strategis yang diambil 
di awal dan proyeksi untuk jenis pelanggaran yang diperkirakan akan dilakukan. 
Memasukan opsi penahanan dan non-penahanan dalam satu rencana induk akan 
menunjukkan bagaimana suatu sistem yang lebih baik dapat memberi hirarki 
komprehensif terhadap pilihan tugas, dari yang kurang restriktif hingga ke tingkat 
tertinggi dan dapat lebih menginformasikan pengembangan kebijakan peradilan pidana 
secara keseluruhan.
Untuk panduan rinci tentang arsitektur penjara, prinsip desain umum, pasokan 
air, sanitasi, fasilitas kebersihan, pemeliharaan penjara dan perencanaan pembangunan 
atau rehabilitasi penjara,
Untuk pembuat kebijakan dan aktor peradilan pidana, termasuk manajemen penjara
• Untukmelakukanpenilaianterhadapkebijakanperadilanpidanayangrelevandanperkembangan
di negara, untuk menginformasikan pada para pembuat keputusan tentang apakah perluasan 
penjara dibutuhkan dan, jika demikian, jenis dan kapasitas yang diperlukan. Untuk memastikan 
bahwa penilaian tidak hanya mencakup sistem penjara tetapi juga sistem sanksi dan tindakan￾tindakan non-penahanan, dan bahwa itu yaitu kegiatan rutin.
• Sebagai bagian dari proses peramalan, untuk mengidentifikasi masa lalu dan kecenderungan
masa depan yang diharapkan yang akan berdampak pada jumlah tahanan dalam sistem 
peradilan pidana, dan untuk menyertakan sebuah analisis profil dari pelaku, untuk meramalkan 
potensi pemakaian sanksi non-penahanan dan kebutuhan rehabilitasi pelaku dan tahanan.
MENENTUKAN STRATEGI
Untuk pembuat kebijakan, manajemen penjara, aktor peradilan pidana lain, dan layanan dan 
kelompok terkait dalam warga  
• Untuk memastikan bahwa proses konsultasi yang ekstensif dilakukan untuk memastikan bahwa
strategi yang ditentukan mencerminkan realitas dari konteks yang spesifik, termasuk sumber 
daya yang tersedia dan bahwa itu diterima oleh semua aktor yang terlibat. Tingkat kepercayaan 
yang diletakan pada pemakaian penjara dibandingkan dengan pemakaian pengawasan dan 
sanksi berbasis warga  harus didiskusikan dan disepakati selama proses konsultatif ini.
• Untuk mempertimbangkan pelaksanaan strategi peradilan pidana jangka panjang, yang
diuraikan dalam Panduan ini, sebelum mempertimbangkan peningkatan kapasitas penjara 
untuk mengurangi kepadatan, dengan mempertimbangkan bahwa membangun penjara baru 
tidak saja yaitu  solusi yang berkelanjutan pada masalah kepadatan penjara.
• jika perluasan penjara diusulkan dan diterima dalam jangka pendek, untuk terus
memberi pertimbangan strategi perencanaan dan kebijakan jangka panjang dan untuk 
mempertimbangkan berbagai pilihan praktik dan kebijakan peradilan pidana untuk mencapai 
hasil yang lebih sesuai. 
• Untuk memastikan bahwa keputusan untuk meningkatkan infrastruktur penjara disertai dengan
penyediaan dana yang memadai untuk memastikan pelaksanaan yang efektif dari kebijakan 
dan prinsip desain yang baik, termasuk dengan yang berkaitan  dengan penciptaan 
penjara yang memberi kondisi yang dapat diterima, mendukung kesejahteraan mental dan 
reintegrasi sosial yang efektif. 
memaksimalkan pemakaian kapasitas penjara yang sudah ada
Untuk otoritas penjara
Memaksimalkan kapasitas dalam sistem penjara
• Tahanan yang dipilih dapat ditransfer ke penjara dengan tingkat keamanan yang lebih rendah,
untuk mengurangi kepadatan yang dirasakan penjara dengan tingkat keamanan yang lebih 
tinggi.
• Dalam konteks ini, penjara terbuka dan semi terbuka akan lebih banyak dipakai .
Memaksimalkan kapasitas dalam penjara individu
• Semua bangunan yang bisa dijadikan tempat tinggal tahanan dapat diperiksa dan diperbaiki
hingga menjadi tempat tinggal yang layak.
• Tahanan bisa disebar di dalam penjara dengan lebih bijaksana.
• Tempat menyimpan barang-barang pribadi dapat diperbaiki dan tempat tidur susun dapat
diperkenalkan untuk menambah ruang yang tersedia dalam sel dan asrama sementara masih 
menghormati syarat yang direkomendasikan untuk sel dengan beberapa penghuni.
PERENCANAAN PERLUASAN PENJARA
• Untuk memulai proses perencanaan dengan menentukan nilai-nilai inti dari sistem peradilan
pidana tempat di mana penjara diletakkan dan tujuan dari sistem itu, dengan pedoman dari 
standar dan norma-norma internasional; mengidentifikasi dan menentukan peran masa depan
dari kapasitas yang diperluas dalam sistem penjara secara keseluruhan dan fungsi tertentu dari 
masing-masing penjara. 
• Untuk mempertimbangkan persiapan master plan yang memberi panduan keseluruhan
untuk arah, kebijakan, strategi pembangunan, panduan lokasi dan target anggaran untuk 
membantu desain arsitektur, perbaikan dan pembangunan setiap fasilitas di masa mendatang, 
termasuk layanan dan fasilitas yang diperlukan untuk menyediakan pelaksanaan sanksi dan 
tindakan-tindakan non-penahanan.
ELEMEN PERENCANAAN KUNCI
• Untuk mendasarkan perluasan penjara atau rencana renovasi pada prinsip menampung tahanan
dalam lingkungan yang tidak terlau restriktif, berdasar penilaian risiko individu. Dengan 
demikian mempertimbangkan perluasan pemakaian penjara terbuka dan semi terbuka.
• Untuk memastikan bahwa penjara terletak dalam jarak yang wajar dengan warga  dimana
para tahanan memiliki ikatan terdekat dan pasokan air dan listrik yang memadai, pelayanan 
kesehatan dan lainnya.
• Untuk memberi preferensi ke penjara yang lebih kecil, yang telah terbukti lebih cocok untuk
menerapkan manajemen yang lebih baik, meningkatkan reintegrasi sosial dan kesejahteraan 
mental dari tahanan dan staf.

Bab ini menyatukan rekomendasi kunci yang dibuat dalam Panduan ini untuk membantu 
pihak berwenang mengembangkan strategi jangka pendek, menengah dan panjang 
untuk mengurangi kepadatan di penjara dalam yurisdiksi mereka. Referensi dibuat 
untuk bab yang bersangkutan, di mana pedoman yang lebih rinci disarankan.
1. Penilaian
Sebagai titik awal, pengembangan strategi dan kebijakan di setiap negara harus 
didasarkan pada keadaan di negara itu dan tantangan-tantangan khusus yang dihadapi 
dan sebab  itu harus dimulai dengan evaluasi menyeluruh terhadap situasi ini . 
Penilaian demikian dapat mencakup tinjauan undang-undang pidana, pengoperasian 
sistem peradilan pidana dan tantangan yang dihadapi, pemakaian penahanan pra￾ajudikasi, pelaksanaan undang-undang, kebijakan dan kecenderungan hukuman, 
pelaksanaan langkah non-penahanan dan sanksi, tingkat kepadatan di penjara, profil 
tahanan, kecenderungan dalam tingkat hukuman penjara, layanan yang ditawarkan di 
warga  untuk tindakan non-penahanan dan sanksi, kerja sama antara layanan di 
warga  dan otoritas peradilan pidana, akses ke bantuan hukum, antara lain, dibahas 
dalam Panduan ini. 
Penilaian semacam itu sangat penting khususnya untuk pengembangan strategi jangka 
menengah dan jangka panjang untuk memastikan efektivitas dan keberlanjutan mereka. 
Penilaian harus diulang secara berkala untuk meninjau kemajuan dan merevisi kebijakan 
dan rencana. 
Strategi jangka pendek
. Membebaskan tahanan
Di negara-negara yang tingkat kepadatan sangat tinggi, langkah langsung 
dipertimbangkan untuk mengatasi tantangan manajemen penjara dalam menghindari 
krisis kesehatan dan memastikan bahwa tahanan ditahan dalam kondisi yang tidak 
melanggar martabat kemanusiaan mereka. 
Langkah-langkah jangka pendek yang dipertimbangkan mencakup:
• Amnesti: Amnesti dapat diimplementasikan, dengan mempertimbangkan 
perlindungan yang direkomendasikan 
• Pembebasan sebab  belas kasihan dan proses  pembebasan lainnya: Pembebasan 
sebab  belas kasihan dan proses  pembebasan nasional lainnya dapat 
dipakai /ditingkatkan dan prosedur untuk mengajukan permohonan 
pembebasan ini dapat ditinjau dan disederhanakan, bila diperlukan. 
• Meninjau keabsahan penahanan: Sebuah sistem pemantau dapat dibentuk, 
misalnya dengan menginspeksi hakim, untuk melakukan penelaahan terhadap 
status hukum dari tahanan, dengan maksud untuk melepaskan mereka yang
bisa dibebaskan dengan jaminan, mereka yang telah ditahan melewati batas 
waktu wajib penahanan pra-ajudikasi, mereka yang telah menyelesaikan 
hukuman tetapi belum dibebaskan dan mereka yang memenuhi syarat untuk 
sanksi non-penahanan dan bukan penjara. 
. Pengurangan dampak kepadatan penjara
Berikut ini langkah-langkah untuk mengurangi dampak kepadatan penjara dan 
mengurangi kepadatan ruang dalam penjara yang bisa diambil: 
Memaksimalkan kapasitas dalam sistem penjara
• Tahanan yang dipilih dapat ditransfer ke penjara dengan tingkat keamanan
yang lebih rendah, untuk mengurangi kepadatan yang dirasakan dalam penjara 
dengan tingkat keamanan yang lebih tinggi.
• pemakaian program pembebasan dini semaksimal mungkin dan cuti
hukuman bisa dipertimbangkan
Memaksimalkan kapasitas dalam masing-masing penjara
• Semua bangunan yang bisa menampung tahanan bisa diperiksa dan kondisinya
diperbaiki agar layak menjadi tempat tinggal memastikan bahwa tindakan 
ini tidak mengkompromikan standar minimum kunjungan, akses kelayanan 
kesehatan atau layanan penting lainnya.
• Tahanan bisa disebarkan dalam penjara dengan lebih bijaksana
• Tempat menyimpan barang-barang pribadi dapat diperbaiki dan tempat tidur
susun dapat diperkenalkan untuk menambah ruang yang tersedia dalam sel 
dan asrama
Melindungi kesehatan fisik dan mental tahanan
• Waktu yang dihabiskan tahanan di luar sel bisa ditingkatkan, dengan
menghabiskan waktu semaksimal mungkin di udara terbuka
• Pompa air bisa ditingkatkan untuk memfasilitasi akses, sistem ventilasi
bisa diperbaiki, fasilitas dan perlengkapan memasak, serta sistem distribusi 
makanan bisa ditinjau dan diperbaiki, bila mungkin, dan kerja sama dengan 
penyedia layanan kesehatan lokal dan LSM bisa ditingkatkan dalam penyedian 
perawatan kesehatan.
• Kontak tahanan dengan keluarga ditingkatkan, bila mungkin, untuk
melindungi kestabilan mental mereka. Sebagai aturan umum, dan dengan 
mempertimbangkan keamanan tindakan pencegahan apapun yang mungkin 
perlu dipakai , otoritas penjara didorong bukan untuk mencegah keluarga 
menyediakan makanan bagi para tahanan untuk memperbaiki menu yang 
mungkin telah disepakati sebab  faktor kepadatan penjara.
Melakukan kegiatan untuk memperoleh pendapatan dan menghasilkan
makanan
• Jumlah tahanan yang mendapat manfaat dari kerja, pendidikan dan program
pelatihan kejuruan bisa ditingkatkan dengan memakai  fasilitas secara 
bergantian
• Menyediakan pekerjaan